Chapter 47 - Menikah karena Ancaman - NovelsTime

Menikah karena Ancaman

Chapter 47

Author: Anita Rachman
updatedAt: 2025-05-01

Sisil tidak menghiraukan Zira , dia masih bergelayut manja dengan tangan ziko , Ziko merasa risih tapi dia tidak melarang atau pun menghindari nya .

    Alunan musik sangat indah apalagi di nyanyiin oleh penyanyi terkenal membuat nuansa pesta ala orang kaya terlihat sangat wah wah .

    " hai kak Zira ",

    Zelin menyapa Zira yang sedang bersama Sisil dan ziko .

    " Hai nona Zelin ", sapa Zira .

    " Panggil aja aku Zelin ", perintah Zelin .

    aih kenapa dengan mereka semua , baru beberapa hari yang lalu mereka menunjukkan kesombongan nya tapi kenapa sekarang mereka mengembek , gak semua sih nih masih ada si ubi kayu , batin Zira sambil memonyongkan bibir nya ke arah ziko .

    " baik Zelin ", sapa Zira .

    " kak kamu cantik banget sih ", puji Zelin .

    " Terimakasih atas pujiannya ", ucap Zira

    Melihat dan mendengar Zelin memuji Zira , Sisil merasa iri dan berusaha untuk tetap meredam emosi nya .

    wah wah hebat kamu Zira , kamu sudah merayu calon suami ku dan sekarang kamu juga merebut hati Zelin , awas kamu Zira permainan masih akan berlanjut akan aku pastikan kamu menyesal , batin Sisil .

    " kak apa gaun ini kamu juga yang merancang ? ", tanya Zelin .

    Zira hanya mengangguk kan kepalanya .

    " Mau dong kak aku dibuat kan gaun seperti ini ", rayu Zelin .

    " untuk apa kamu mau di buat kan gaun ? , jangan bilang kamu mau bersenang - senang dengan teman mu ", tanya ziko penuh selidik .

    Ya ya ziko memang over protective kepada adiknya , untuk menjaga kekhawatiran nya ziko sampai mengirim kan satu orang bodyguard untuk menjaga adik nya .

    Mereka adalah keluarga terpandang , Keluarga mereka di segani khalayak ramai , tapi tidak sampai di situ walaupun keluarga mereka di segani tapi masih saja ada orang yang iri akan keberhasilan dan kesuksesan mereka , untuk mengantisipasi nya ziko dan tuan besar Raharsya mempekerjakan bodyguard .

    " Kakak ah , aku kan hanya mengagumi karya kak Zira , lagian kalo aku bersenang - senang pasti itu tetap ikut kan ", Zelin menunjuk bodyguard nya dengan mulut monyong nya .

    Alunan musik semakin merdu banyak pasangan - pasangan baik tuan maupun muda turun ke lantai dansa .

    Melihat banyak yang turun dansa Sisil berniat mengajak ziko untuk dansa , dia ingin menghindari semua pujian yang di berikan Zelin kepada Zira .

    " Sayang ayo kita dansa ", rayu Sisil .

    " gak aku gak mau dansa ", bentak ziko .

    Mendengar bentakan yang di berikan ziko kepada dirinya , Sisil diam tidak berani untuk mengajak ziko turun ke lantai dansa , dari raut wajah nya teihat kekecewaan yang mendalam .

    Zira yang melihat raut wajah Sisil merasa kasihan .

    " Tuan kenapa kamu tidak mau berdansa dengan nona Sisil , jangan kamu bilang kalo kamu tidak bisa dansa atau " , Zira menggantung ucapan nya .

    " Atau apa ", tanya ziko .

    Zira berjalan mendekati ziko , dan dia membisikkan sesuatu ketelinga ziko .

    Sisil yang melihat adegan itu merasa cemburu tapi dia cukup senang karena ziko mau berdansa dengan nya setelah cukup lama . Walaupun dia tidak tau apa yang di bisikkan Zira ke telinga ziko sehingga membuat ziko mau mengajak nya berdansa .

    " Apa kamu bilang ", ziko menahan emosi nya dan sambil menarik tangan Sisil menuju lantai dansa .

    Sisil memegang pundak ziko dan ziko memegang pinggang Sisil , tangan mereka yang lain saling memegang satu sama lain .

    Semua mata tertuju pada mereka berdua , begitu pun Zira , Zira mengagumi mereka berdua menurut dia , Sisil dan ziko merupakan pasangan yang serasa .

    Zelin sudah kembali ke posisi awalnya yaitu dekat dengan sang mama .

    Tinggal Kevin dan Zira yang masih di tempat itu , Zira menepuk pundak Kevin .

    " Hei asisten Kevin , kenapa kamu melihat kearah sana terus , pertunjukan nya kan ada di depan ", tanya Zira .

    " iya nona saya suka melihat kesana ", jawab Kevin cepat .

    " aih kamu ada - ada aja , bos sama anak buah sama - sama mempunyai kebiasaan yang aneh ", Zira menggeleng - gelengkan kepala nya .

    " Lihat asisten Kevin ", Zira menunjuk ke arah lantai dansa .

    Kevin hanya melirik sebentar dan kembali ke posisi awal nya .

    " Mereka sangat serasi ya ", puji zira sambil tetap menatap ke arah lantai dansa .

    " like setiap episode ya , komennya jangan kendor ya dan vote yang banyak biar author semangat update nya ", terimakasih .

Novel