Chapter 102 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 102

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Sepertinya dugaan kalau Leela

    adalah sekertaris Han versi cewek salah, karakternya 180 derajat sangat berbeda

    dari laki-laki yang hanya menunjukan ekspresi melalui senyum itu.

    Leela bekerja dengan sangat sigap.

    Diapun mudah berbaur dan bergaul dengan karyawan lainnya. Namun setiap

    pembicaraan mengenai pertanyaan tentang tuan Saga hanya dibalas senyuman

    olehnya tidak lupa dia meminta maaf karena tidak bisa menjawab apa-apa. sebenarnya

    karyawan pada kecewa tapi segera terobati karena sifat Leela yang ceria.

    “ Tika, aku mau ketemu dengan

    calon suplayer baru yang menawari pakaian anak. Mau lihat sample dulu.” Leela langsung

    bangun meninggalkan pekerjaannya tanpa diminta. Padahal Daniah berharap agar

    anak itu berdiam diri di ruko saja. “ Lee bagaimana kalau kamu menunggu di sini

    saja, aku tidak akan lama kok. Bantu yang lainnya di sini saja. ” Berharap

    Leela akan menurut.

    “ Maaf nona, saya harus berada di

    samping nona selama nona meninggalkan rumah. Ini perintah dari.”

    “ Hentikan! Ayo ikut.” Tidak

    membiarkan dia menyelesaikan kalimatnya. Daniah menarik tangan Leela, tidak

    lupa dia tersenyum dan melambaikan tangan pada karyawannya. Walaupun lagi-lagi

    mereka memberi pandangan penasaran dan tanda tanya.  Sesampainya di dalam mobil. “ Leela, bisa

    tolong hentikan kata-katamu tentang ini perintah tuan muda. Ini perintah tuan

    Saga.”

    Itu mantra yang selalu di katakan

    sekertaris Han kalau aku banyak bicara sebelum melakukan yang dikatakan tuan

    Saga.

    Daniah menarik nafas kesal,

    sekarang benar-benar yakin kenapa Leela menjadi sopirnya. Untuk apa dia

    sebenarnya berada di sisinya.

    Hei tuan muda, memang siapa yang

    mau kabur dari mu si, kau masih memegang kartu asku. Keluargaku, tidak perlu

    sampai melakukan hal sejauh ini juga kali.

    Di kafe, bertemu dengan calon

    suplayer pakaian anak. Terjadi lagi pristiwa memalukan karena Leela.

    “ Maaf tuan anda tidak diizinkan

    menyentuh tangan nona muda.”

    Laki-laki di hadapan Daniah melongo

    bingung, lebih-lebih Daniah. Apalagi saat Leela melepaskan tangan mereka yang

    sedang bersalaman. Dengan ekspresi wajah datar.

    “ Leela ada apa denganmu. Dia bukan

    mau menyentuhku, kami hanya bersalaman. Tahu, bersalaman.” Daniah memberi contoh dengan kedua tangannya. " Inikan tanda sopan santun di negara kita."

    “ Tapi nona ini.”

    Daniah menempelkan jarinya di bibir isyarat untuk diam,

    tahu Leela akan bicara apa. “ Duduk diam disitu ya. Jangan bicara apa-apa.”

    Daniah malu sendiri. Leela  menganguk dan

    benar, dia hanya duduk, diam dan memperhatikan.

    “ Siapa dia mbak, lucu juga?”

    “ Bukan siapa-siapa mas, jangan

    perdulikan perkataaanya barusan.”

    Laki-laki itu mengambil tas cukup

    besar yang tadi dia letakan di bawah. Lalu dia mengeluarkan isinya dan

    menyusunnya di atas meja.

    “ Ini contoh produk yang kami

    produksi mbak. Kami memang baru, tapi kami bisa memastikan bahwa produk yang

    kami hasilkan itu berkualitas, Silahkan mbak Daniah lihat.”

    " Kenapa anda memanggil nona kami dengan sebutan nama?" lagi-lagi bicara yang mengagetkan semuanya. Daniah mengeram. mencubit tangan Leela. " Maaf nona, tapi dia menyebut nama anda."

    " Bisa diamkan? mau kusuruh pergi sekarang."

    " Maaf nona, tapi saya harus menjaga anda."

    " Kalau begitu diam ya. jangan bicara apapun, jangan menyela. cukup lihat aku saja. Oke, mengerti." Leela mengangukan kepala. Daniah menarik nafas frustasi. "Maaf ya mas, tadi sampai mana?"

    " Ia mbak." menoleh pada Leela.

    Dia ini siapa, aku menyebut nama Daniah saja sudah memandangku dengan sorot mata membunuh begitu.

    Dia beralih dengan barang yang berjajar diatas meja. tidak memperdulikan pandangan wanita yang sedang menatapnya tajam itu.

    Daniah juga memeriksa setiap detail

    produk di bawah pengawasan mata tajam Leela, sampai terdengar dia menghembuskan

    nafas kesal sambil menoleh pada gadis itu. Leela seperti tidak merasa bersalah

    sedikitpun bahwa keberadaanya sudah membuat suasana tidak nyaman. Dia hanya

    tersenyum ketika Daniah menataapnya semakin jengah.

    Selesai juga kesepakatan, mengakhiri

    perbincangan. Kali ini tidak ada jabat tangan, Daniah hanya menggangukan

    kepala. Dia akan menghubungi dan memberikan keputusan jadi atau tidaknya kerja

    sama beberapa hari nanti. Dia perlu merundingkan dengan karyawannya, lebih

    penting untuk membandingkan produk sample dengan apa yang sudah di jualnya.

    Daniah sudah duduk di kursi taman,

    dekat area parkir di cafe tadi bertemu dengan calon suplayer barunya tadi.

    “ Duduklah! Letakan tas itu,

    beratkan.” Daniah menepuk bangku kosong di sebelahnya.

    “ Tidak apa-apa nona.”

    “ Duduklah, atau kuadukan pada tuan

    Saga kalau kau membantah kata-kataku.”

    Idih, sudah pintar dan lihai sekali

    aku mengancam.

    Terbukti Leela berjalan menuju

    kursi, dia duduk dan meletakan tas produk contoh itu di pangkuannya. Menjaganya

    dengan tangan agar tas itu tidak terjatuh.

    “ Taruh saja tasnya di bawah.” menunjuk bawah kursi, toh itu trotoar, plastiknya juga tebal dan tidak akan kotor.

    “ Tidak apa-apa nona, inikan barang

    milik anda, saya harus menjaganya dengan baik.”

    Ya ampun anak ini apa-apaan si.

    “ Leela, kamu ini bukan adik atau

    saudara sekertaris Hankan?” Sebenarnya bertanya tanpa maksud apa-apa, hanya

    merasa jengkel saja.

    “ Bagaimana anda bisa tahu nona?”

    terkejut, sebenarnya yang jauh lebih terkejut tentu saja Daniah.

    “ Jadi benar kalian saudara,

    saudara kandung?”

    Wahh, wahh, isi kepala Daniah

    berlarian. Mencerna informasi penting yang baru dia dapatkan.

    “ Bukan nona, saya adik sepupu

    sekertaris Han. Saya anak dari adik kandung ibunya sekertaris Han.”

    Aku tidak pernah membayangkan kalau

    sekertaris Han ternyata benar-benar manusia. Dia juga punya ibu. Ahh, seperti

    apa ya ibunya. Pasti cantik.

    “ Berarti kamu tahu banyak tentang

    sekertaris Han donk.” Antusias, lupa deh tujuannya mendudukan Leela, mendengar

    rahasia sekertaris Han dia jauh lebih sangat penasaran.

    “ Maaf nona saya tidak bisa

    menjawab apa-apa jika nona menanyakan perihal sekertaris Han.”

    Menyebalkan, dia bahkan sudah

    membentuk dinding yang tinggi mencegahku masuk.

    “ Apa dia punya pacar?” Leela diam.

    “ Dimana dia tinggal.” Leela diam.

    Daniah sudah udara di

    depannya. Ternyata sekertaris Han jauh lebih misterius dari apapun, bahkan

    tidak ada celah sedikitpun untuk mencari tahu tentangnya.

    “ Baiklah lupakan dia, tidak

    penting juga.” Aaaaaaa, aku benar-benar penasaran tentang sekertaris Han. “

    sekarang aku mau tanya tentangmu.”

    “ Baik nona.”

    Apa! dia langsung bereaksi.

    “ Apa yang tuan saga perintahkan

    padamu. Mengawasiku?”

    “ Tuan muda hanya meminta saya

    memastikan anda beraktifitas seperti biasa dan pulang ke rumah pada waktunya.”

    Lugas sekali dia menjawab, seperti

    tidak dibuat-buat. Baiklah masih terlalu dini menyimpulkan. “Apa dia memintamu

    melaporkan semua hal yang aku lakukan?”

    “ Tidak nona.”

    “ Jangan bohong! Kau tidak akan

    melaporkan aku bertemu dengan laki-laki di cafe ini tadikan?” memastikan lagi.

    “ Saya akan menyampaikan kalau tuan

    muda menanyakannya.”

    “ Itu sama saja kau memata-mataiku

    tahu!” kesal sendiri. Tangan Daniah mencengkram bahu Leela “Jangan, jangan

    katakan apapun tentang aku bertemu dengan laki-laki lain.”

    “ Tapi, bukankah nona akan menjawab

    juga kalau tuan muda bertanya? Kalau jawaban saya tidak sama dengan jawaban

    nona. Nona pasti tahukan apa yang akan terjadi pada saya.”

    Eh, apa artinya aku

    menjerumuskannya ke lubang neraka.

    “ Baiklah, sekarang bisa perjelas deskripsi pekerjaanmu? Kenapa

    tuan Saga menyuruhnya jadi sopirku.”

    “ Karena anda pernah kabur.”

    Apa kabur lagi, kabur lagi yang jadi alasannya.

    “ Jadi perintah umum yang harus saya lakukan hanyalah agar

    apa yang anda lakukan tidak membuat tuan muda kesal.”

    “ Maksudnya?” binggung.

    “ Saya hanya harus memastikan bahwa apapun yang anda lakukan

    tidak akan membuat tuan muda marah. Contohnya saat anda bersalaman tadi, tuan

    muda pasti tidak suka kalau anda di sentuh laki-laki lain jadi saya melarang

    tuan tadi menyentuh anda.”

    Apa! dia lebih gila dari sekertaris Han. Dia menyimpulkan semua seenaknya. Siapa sebenarnya

    yang merekomendasikan orang gila ini untuk jadi sopirku!

    Daniah membisu sepanjang perjalanan, memikirkan siapa yang sudah merekomendasikan leela, dan juga memikirkan bagaimana caranya agar sopirnya ini bisa di pecat.

    Maaf leela, tapi aku belum siap menghadapi kegilaan sekertaris Han versi cewek di sepanjang hariku!

    BERSAMBUNG

Novel