Chapter 112 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 112

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-14

Kejadia sore hari setelah peresmian

    danau hijau, hari yang menyedihkan untuk seorang pelukis cantik bernama Helena.

    Sebuah mobil berhenti jauh dari

    keramaaian danau hijau. Lalu lintas lancar, hanya karena kepulangan para

    pekerja yang tetap bekerja di akhir pekan atau orang-orang yang ingin

    menghabiskan waktu membuat jalanan cukup ramai tapi tetap terpantau lancar.

    Helena gemetar memegang kemudi.

    Pikirannya sedang sangat kacau. Saat ini hanya satu nama yang terlintas di

    pikirannya.

    “ Sekertaris sialan! Apa kau sudah

    mencium semua yang ku lakukan. Rencana ku semua gagal pasti karenamu.” Setengah

    mati dia berusaha mendekati EO acara peresmian, tapi semuanya menguap dan tidak

    berbekas apapun. “ Wartawan itu juga.”

    Helen masih berusaha menghubungi no

    telfon wartawan yang sudah menipunya. Tidak diangkat. Saat dia mau membanting

    hpnya bunyi pesan masuk.

    “ Maaf nona Helen saya tidak berani

    menulis artikel apapun tentang anda, lawan yang anda hadapi bukanlah lawan

    sepadan yang bisa saya tandingi. Saya akan mentransfer kembali uang anda.

    Kirimkan no rekening anda. Jangan hubungi atau mencoba menemui saya lagi.”

    Apa! Sialan! Bagaimana ini bisa

    terjadi.

    Kegagalan hari ini adalah akhir

    dari semua usaha yang coba ia tempuh untuk bisa mendekati Saga. Tapi, apa ia

    benar-benar akan menyerah. Melepaskan Saga yang seperti tambang berlian di

    tangannya.

    Kenapa? Kenapa aku bodoh sekali.

    Helen memecah jalanan kembali,

    masih berusaha menepis semua pikiran buruk di kepalanya. Ia kembali berusaha

    membangun kembali harapan. Bagaimanapun melepaskan Saga adalah pilihan tidak

    masuk akal yang tidak akan dipilih oleh wanita manapun termasuk dirinya.

    Helen memarkir kendaraannya. Lalu

    sepanjang menuju lift dia sudah mulai terisak dan menitikan airmata.

    Sesengukan nafasnya. Ini hanya akting ya. Percayalah, dia tidak sebaik itu.

    Ketukan keras di pintu saat dia

    tidak sabar setelah membunyikan bell. Pintu berderik seorang wanita muncul

    membuat Helen terkejut.

    “ Noah!” padahal dia sudah mulai

    mengeraskan suara tangisnya, tapi yang muncul malah seorang wanita di

    hadapannya.

    “ Maaf, anda siapa?” wanita yang

    membukakan pintu itu tampak bingung karena mendapati seseorang menangis di

    depan pintu kekasihnya. Lebih-lebih dia perempuan.

    “ Sayang siapa?” dari dalam

    terdengar suara laki-laki, langkah kakinya terdengar mendekat. “ Helen!”

    terkejut saat mendapati siapa yang ada di depan pintu. Lebih-lebih ketika melihat

    penampilan Helen terlihat sangat berantakan. Riasan yang luntur, rambut yang tidak

    lagi indah tergerai. Dan yang lebih dramatis tentu saja menangis. “ Masuklah!”

    Noah menarik lengan Helen masuk ke dalam rumah.

    “ Dia Helen, teman yang aku

    ceritakan padamu. Pacar temanku Saga.” Noah melingkarkan tangan di pinggang

    kekasihnya yang sepertinya masih belum bisa menerima fakta ada wanita menangis

    di depan rumah kekasihnya. Tapi setelah mendengar nama Helen yang di sebut raut

    wajahnya terlihat tampak tenang. Sepertinya Noah sudah sangat terbuka berbagi

    kisah hidupnya dengan kekasihnya.

    “ Noah, siapa dia.” Helen mengusap

    airmata disudut mata indahnya dengan tangan.

    “ Dia kekasihku. Tamara, kau bisa

    memanggilnya Tama.” Tama yang diperkenalkan mendekat dan menjawab tangan helen.

    “ Noah sudah banyak cerita tentang

    anda. Panggil saja saya senyaman anda. Sayang, ambilkan nona Helen air.” Noah

    yang masih mematung tersadar. Lalu ia tertawa seperti dia yang seharusnya. Lalu

    menuju dapur. Mengambil sebotol minuman dingin dari dalam kulkas.

    “ Ada apa?” Dia menyerahkan botol

    lalu duduk di samping Tama. Menyandarkan dagunya pada gadis itu. “ Aku

    melihatmu di peresmian danau hijau, apa Saga mengundangmu?”

    Reaksi Helen seperti apa yang sudah

    dia rencanakan, tapi kali ini semua yang ia rencanakan di dalam mobil kandas.

    Ia bahkan tidak bisa memeluk Noah dan menangis di dadanya. Karena laki-laki itu

    malah bersandar di bahu wanita lain. Sekarang dia hanya memakai air matanya

    sebagai senjata.

    “ Dia jahat sekali.”

    “ Helen.” Bagaimanapun Noah merasa,

    perbuatan apapun yang akan di lakukan Helen pada Saga hanyalah perbuatan

    sia-sia.

    “ Dia jahat sekali, bagaimana dia

    bisa lupa sepenting apa danau hijau bagi kami.” Berteriak keras. Tama di

    sampingnya menepuk bahu Helen seperti memberi simpati, tapi malah membuat

    suasana hati Helen semakin buruk.

    “ Apa kau sudah makan?” Noah

    bertanya. Dijawab dengan isak tangis. “ Biar aku pesan makanan, kita makan

    bertiga. Sayang, kamu gak papakan.”

    “ Ia gak papa. Nona Helen sedang

    seperti inikan, dia pasti butuh teman.”

    Tidak, aku tidak butuh teman, aku

    butuh Noah. Cih ternyata ini kekasih Noah yang dibicarakan Clariss.

    Noah berjalan meninggalkan dua

    orang wanita yaang tidak saling kenal itu ke kamarnya, mengambil hp. Dia akan memesan

    beberapa makanan. Tapi langkahnya terhenti.

    “ Apakah Helen bersama anda tuan,

    jika ia katakan padanya untuk jangan menemui tuan Saga lagi. Atau saya

    benar-benar tidak akan bersikap menahan diri lagi.”

    Apa yang sudah di lakukan Helen

    sebenarnya. Sekertaris menakutkan itu sudah menyampaikan ultimatumnya begini.

    Noah kembali duduk di samping Tama.

    Melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu.

    “ Helen, apa yang terjadi di danau

    hijau tadi?”

    “ Aku pasti sudah gila karena

    memakai semua cara untuk ada di sana dan menemui Saga. Tapi bahkan dia sama

    sekali tidak menyapaku.”

    “ Kenapa kau melakukannya, kau tahu

    kan bagaimana Saga.”berusaha menyadarkan semua hal sekarang adalah salah.

    Perjuangan cintamu atau apapun itu adalah salah. Hanya move on satu-satunya jawaban

    paling benar.

    “ Aku sudah tidak tahu mau

    melakukan apalagi!” menangis lagi. Kali ini ia merasa tidak senang saat tangan

    Tamara menepuk bahunya. Kenapa gadis di sampingnya ini begitu sok tahu dan

    bersimpati padanya, padahal dia sendiri tidak saling mengenal.

    “ Sayang jangan memaksa nona Helena.”

    Tamara menyentuh tangan Noah.

    “ Berhentilah sampai di sini saja." Noah hanya menepuk pungung tangan Tama, tapi tidak menghentikan kata-katanya.

    " Kita tidak tahu apa yang bisa di lakukan sekertaris Han. Kamu sudah melangkah

    sangat jauh.” Dia selalu merealisasikan ancamannya, hanya itu yang Noah tahu

    pasti.

    “ Noah, aku mencintai Saga. Dia

    juga mencintaiku.” Kalimatnya terhenti.

    “ Dulu, itu dulu. Sebelum kepergian

    mu dan kedatangan Daniah dalam hidup Saga. Kamu tahukan bagaimana sifat Saga.

    Saat bersama mu dulu dia hanya menatap mu, tidak perduli sekeliling mu, tidak perduli

    sebanyak apapun wanita yang mengejarnya. Dia hanya menatapmu. Saat ini sama

    seperti waktu itu. Keperduliannya, tatapaan Saga dan semua yang dimiliki Saga

    sudah menjadi milik Daniah. Dia tidak akan melihat ke arah wanita lain.

    Posisimu saat ni tidak hanya lebih sebagai penggangu.”

    “ Sayang.” Tamara berusaha

    menghentikan Noah yang bicara terlalu jujur. Bagaimanapun Tamara menyadari

    sebagai sesama wanita yang di butuhkan Helen saat ini bukanlah kebenaran. Tapi

    ia hanya butuh dukungan.

    “ Kenapa kau seperti ini?” Helen

    mengusap air matany, semakin merasa kecewa. “ Kau jadi sama jahatnya dengan

    Saga!”

    “ Helen.” Noah sampai pada titik

    dimana dia kehilangan kata-kata.

    Helen bangun dari duduk, menepis

    tangan Tama di bahunya.

    “ Karena kau sudah punya kekasih,

    jadi kau menganggapku sama sekali tidak penting lagi. Apa yang kau ceritakan

    padanya?” melihat sebentar Tamara di samping Noah. “ kenapa dia sangat

    bersimpati, apa kau sudah menceritakan kisah menyedihkan aku mengejar-ngejar

    Saga.”

    “ Helen, ada apa denganmu. Tama

    hanya bersimpati padamu.” Noah bangun ingin meraih tangan Helen tapi Helen

    menepisnya.

    “ Seharusnya aku tidak kemari.” Dia

    menyambar tas tangannya di atas meja. Berjalan cepat menuju pintu. Menutupnya

    lalu bergerak cepat menuju lift. Saat di dalam lif dia belum menutup pintu.

    “Apa! dia tidak mengejarku.” Akhirnya dia menutup lift yang membawanya ke area

    parkir.

    Bahkan semua orang sudah

    meninggalkannya. Noah yang menjadi tumpuan terakhirnya pun sudah punya wanita

    penganti di sisinya. Saat ini segala penyesalan merasuki dirinya. Dia masih

    mengharapkan Saga sampai melupakan Noah yang sudah ada di sampingnya. Sekarang

    saat dia sudah kehilangan Noah hubungannya dengannya di masa lalu ternyata

    sangat berharga.

    Padahal dulu dia akan melakukan

    apapun untuk ku, sekarang dia bahkan tidak mengejarku.

    Mobil meninggalkan area parkir,

    membawa tangis keras pengemudinya seorang diri. Dalam luka dan kesepian yang menyayat hati.

    BERSAMBUNG

Novel