Chapter 117 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 117

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-15

Di dalam kamar setelah kepergian

    Saga yang penuh drama. Daniah menghela nafas panjang. Menarik selimutnya lagi. Dia

    mengambil bantal melatakan di balik punggungnya untuk bersender. Dia penasaran

    ada apa dengan peresmian danau hijau. Dia memang tidak menonton sampai selesai,

    karena dia sudah tahu akhir apa yang akan dia lihat. Dan dia tidak punya

    keberanian untuk melihat tontonan yang akan di lakukan Saga untuk helen. Diapun

    tidak bertanya pada Jen atau Sofi, sepanjang makan malam kemarin dia memang hanya

    membisu. Kedua adik iparnya tidak berani bertanya, apalagi ada pak Mun di dekat

    mereka.

    “ Apa ini? Jadi dia tidak melamar

    Helen di peresmian kemarin?” Daniah gemetar menjatuhkan hp yang dia pegang. “

    Dia tidak menyebut Helen sama sekali dalam pidatonya, tidak mengajaknya juga

    naik podium. Dia malah bilang mau mengajakku melihat matahari terbit terbit

    danau hijau.” Dalam siaran live di tv nasional. Daniah tidak bisa mempercayai

    ini, walaupun namanya tidak di sebut tapi jelas dia mengatakan istriku,

    begitukan.

    Jadi itu artinya aku kan?

    Jadi ini artinya apa? Apa dia

    benar-benar suka padaku.

    Hei?

    Tidak mungkinkan

    Tuan Saga menyukaiku,

    Hei?

    Ketukan pintu membuat Daniah

    terkejut dengan pikirannya sendiri. Di satu sisi dia merasa senang. Namun di

    lain pihak dia merasa takut jika ternyata dia mengambil kesimpulan yang salah. Menyalah

    artikan perasaan Saga. Dia menarik selimutnya. Menjawab  suara wanita yang meminta izin untuk masuk.

    “ Selamat pagi nona, saya membawa

    sarapan anda.” Maya muncul membawa nampan berisi sarapan pagi Daniah. Gadis itu

    panik melihat penampilannya saat ini. Dia menarik selimutnya sampai ke leher. Takut

    Maya melihat sesuatu yang seharusnya tidak dia tunjukan. Stempel kepemilikan

    milik tuan Saga gila itu.

    “ Maya, masuklah!” Daniah merasa

    senang melihat siapa yang datang. “ Maya,  apa tuan saga sudah pergi?”

    Maya mendekat ke tempat tidur. Meletakan

    sarapan di pojok tempat tidur. Dia memandang Daniah yang sibuk menyembunyikan

    dirinya di bawah selimut.

    “ ia nona tuan muda sudah berangkat.”

    “ Baguslah, bisa bisa tolong

    ambilkan pakaianku di kamar. Aku tidak mungkin lari keluar kamar tanpa pakaian,

    senang kamu datang.”

    “ Saya ambilkan jubah mandi saja

    apa nona mau? Anda sarapan dulu sebelum kembali ke kamar.”

    “ Ah ia jubah mandi, kenapa aku

    tidak kepikiran tadi.”

    “ Baiklah, maaf merepotkanmu

    maya.”

    “ Tidak apa-apa nona, ini sudah

    tanggung jawab saya.”

    Maya masuk ke dalam kamar mandi

    mengambil apa yang ia sebutkan, Daniah memintanya memalingkan wajah agar bisa

    memakai jubah mandinya. Setelah selesai dia membawa nampan duduk ke sofa.

    “ Terimakasih Maya, duduklah, kamu

    sudah sarapan?” mengambil jus dalam gelas. “ Makanlah, kita bagi dua. Hehe.”

    “ Terimakasih nona, saya sudah

    sarapan tadi. Silahkan nikmati dengan nyaman.”

    “ Kenapa Maya di sini?” mengunyah

    cepat, dia sudah lapar dari tadi sebenarnya. “ Tapi aku suka Maya di sini.

    hehe.” Hari-hari berat terkurung dalam rumah segera di mulai.

    Masa percobaan hukuman, kalau kau

    lolos dalam masa percobaan ini tanpa melanggar satupun kata-kataku, aku akan

    membiarkan kau beraktifitas normal seperti biasanya. Kau sudah sangat membuatku

    kecewa, aku harap kau bisa instropeksi diri selama aku melarangmu keluar rumah.

    Paham!

    Daniah mengunyah sambil tersenyum

    kejut mengingat ultimatum Saga semalam. Tapi dia benar-benar bernafas lega

    semua bisa dia lewati, dan dia ataupun keluarganya masih selamat.

    Tapi, kenapa aku harus membayar

    hutang sebanyak pil yang aku telan. Itukan mengelikan sekali. Aku bahkan tidak

    mau mengingat-ingat.

    Malu dan kesal bercampur aduk jadi

    satu.

    “ Anda tidak apa-apa nona?”

    “ Eh Maya, maaf aku sedang tengelam

    dalam pikiranku sendiri.” Tersadar ada seseorang di sampingnya. “ Oh ya kenapa

    Maya bisa di sini. apa di pindah tugas?”

    “ Benar nona, pak Mun bilang, tuan

    muda meminta saya menemani anda selama anda ada di rumah. Karena anda kurang

    sehat jadi beberapa hari ini tuan muda katanya melarang anda ke luar rumah.”

    Haha, jadi itu situasi yang tersebar

    di rumah ini. Terserahlah, jauh lebih baik dari pada aku ketahuan minum pil

    kontrasepsi dan di kurung di dalam rumah kan.

    “ Terimakasih ya Maya, kamu

    penyelamatku.”

    Perbincangan mereka semakin seru

    saja. Maya memposisikan dirinya sebagai teman yang tanpa canggung menimpali

    perkataan Daniah.

    Semoga aku tidak melakukan

    kesalahan apapun, aku tidak mau menghianati nona Daniah. Tapi aku juga takut

    membuat tuan Saga kecewa.

    Maya hanya berharap hubungan tuan

    Saga dan Daniah akan selayaknya hubungan normal dua manusia yang saling

    mencintai.

    Gedung Antarna Group beraktivitas

    dengan sibuk. Lalu lalang orang bergegas. Semua orang bekerja dengan tekun,

    menyelesaikan tugas mereka masing-masing. Membayar apa yang sudah mereka terima

    dari Antarna Group setiap bulannya.

    Pintu lif khusus presdir tertutup.

    “ Di mana Leela?, apa yang di

    kerjakannya sekarang.” Lift yang mereka masuki sudah naik menuju lantai tertinggi

    Antarna Group.

    “ Karena nona Daniah tidak akan

    keluar  rumah beberapa hari saya berniat

    mengirimnya keluar kota, ada beberapa masalah terkait manajer operasional

    perusaahan transportasi. Saya akan mengirimnya hari ini.” Han sudah memberi

    perintah pada Leela, dia sekarang pasti sudah menuju bandara.

    “ Jangan, kirim yang lain saja. Katakan

    padanya untuk bersiap nanti. “

    “ Anda mau kemana tuan muda?”

    apalagi ini, jangan membuat agenda kacau mendadak begini.

    “ Aku ingin makan siang dengan

    Daniah.”

    “ Kenapa?” Heran, Han tahu

    jelas-jelas nona Daniah sedang dalam masa percobaan tahanan rumah. Dia bahkan tidak

    di izinkan pergi ke rumah belakang sekalipun kan. Tidak boleh selangkah pun keluar dari pintu rumah utama.

    “ Aaa, dia sedang di hukum tidak

    boleh keluar rumah kan, kalau dia makan siang sendirian pasti dia akan kesepian.

    Aku akan menyuruhnya ke kantor dan menemaniku makan siang. Siapkan semuanya

    nanti.”

    Apa! lantas apa perlunya anda

    menghukumnya kalau begitu. Bebaskan saja dia dari hukuman.

    “ Kenapa? Apa kau sedang berfikir

    aku aneh.” Tertawa, karena melihat Han mengeryit.

    Han mengangukan kepala.

    “ Makanya jatuh cinta dan temui

    wanitamu sendiri sana.”

    Han menyeringai dan angkat bahu

    mendengar perkataan Saga. Tepat pintu lift terbuka, dia keluar di susul Saga.

    “ Han, aku akan membebaskanmu dari

    sumpahmu.” ucapan Saga terhenti saat Han berhenti dan berbalik menatapnya.

    “ Saya akan melakukannya nanti,

    setelah memastikan anda hidup dengan bahagia tuan muda. Sekarang jangan

    kuatirkan saya.” Han mempersilahkan Saga memasuki ruangannya.

    Cukup selesaikan laporan hari ini,

    saya sudah senang.

    Saga menepuk bahu kanan Han. " Terimakasih." katanya lirih.

    Han masuk ke dalam ruangannya

    sendiri setelah memastikan Saga duduk di mejanya. Dan mulai bekerja dengan dokumen-dokumen yang harus di tanda tangani. Dia mengambil

    hpnya.

    “ Kau sudah naik pesawat?” diam

    mendengarkan. “ baguslah, kembalilah. Hari ini tugasmu hanya menjemput nona dan

    membawanya ke kantor saat makan siang.” diam mendengarkan. " Jangan bertanya apapun, lakukan saja."

    Semoga semua hal berjalan baik hari

    ini.

    Selang tidak lama setelah membereskan tumpukan kertas di depannya, menelfon beberapa orang, dan memberikan instruksi kepada semua staff sekertarisnya Han meninggalkan gedung Antarna Group. Sekertaris Han

    datang bersama beberapa pengawal ke ruko milik Daniah. Dia menjelaskan

    sekenanya bahwa dia harus melakukan pemeriksaan sebentar di dalam ruko. Semua karyawan

    di minta keluar. Mereka menunggu dengan panik dan gelisah. Tika menghubungi

    Daniah ada apa sebenarnya. Kenapa sekertaris tuan Saga muncul tiba-tiba dan

    mengeledah toko. Daniah menenangkan kalau tidak ada apa-apa. dan mengatakan

    biarkan saja dia melakukan apa yang dia suka.

    “ Biarkan saja Tika, ahh, aku tidak

    bisa menjelaskan alasannya sekarang. Tapi biarkan saja dia melakukan apa yang

    dia inginkan. Jangan protes, jangan menjawab kata-katanya.  Jangan bertanya apapun padanya. Oke.” Dia orang

    menakutkan Tika jangan mengusiknya. Daniah yakin sekertaris Han sedang mencari

    pil kontrasepsi, takut kalau dia menyembunyikannya di kantor.

    Cih, orang itu sungguh hati-hati.kalaupun aku seberani itu aku kan masih bisa beli di apotik. tunggu, dia tidak akan iseng mencari tahu di mana aku membeli pil itukan.

    Tika walaupun sudah mendengar dari

    Daniah tapi tetap saja merasa tidak tenang. Dia menatap ruko. Tidak ada suara

    apapun dari dalam seperti jatuhnya rak atau pecahnya sesuatu. Tika berharap

    mereka mengeledah tanpa memporak porandakan isi toko. Tidak seperti di

    drama-drama kan kalau orang sedang mencari sesuatu pasti asal banting-banting.

    Sekertaris Han muncul bersama

    pengawal yang membawa kotak dan juga sebuah figura foto besar.

    Bukannya itu foto ibu mbak Niah

    “ Maaf tuan itu foto ibu mbak Niah kan, Kenapa anda membawanya?” Tika mendekat,

    menunjuk foto yang di pegang salah satu pengawal di belakang sekertaris Han.

    “ Terimakasih nona atas kerja

    samanya, silahkan kembali bekerja. Maaf sudah menggangu kenyamanan anda.” Tidak

    menjawab kebinggungan Tika.

    “ Ah ia. Tapi maaf tuan, bukankah

    seharusnya anda menjawab kalau ada seseorang bertanya.”

    Hei Tika, apa yang kau lakukan. Kau

    lupa pesan Daniah tadi jangan protes dan menanyakan apapun. Di hadapan mu ini

    bukan manusia sembarangan yang bisa kau tanyai se enaknya. Salah sedikit habis

    hidupmu nanti.

    “ Maaf.” Han memberi instruksi

    dengan tangannya agar para pengawal di belakangnya  pergi. Mereka terlihat meletakan

    barang-baarang yang mereka ambil di dalam ruko ke dalam mobil milik sekertaris

    Han. “Sepertinya saya sampaai harus mengatakan ini kepada anda ya.” Mentap

    lurus Tika, tapi Tika tak kalah gentar dia juga menatap sekertaris Han. “

    Jangan ikut campur apapun tentang nona Daniah jika itu melibatkan tuan Saga.”

    “ Apa!.” Tapi Tika mundur ke

    belakang, karena merasa cara bicara sekertaris Han berbeda dari yang dia dengar

    tadi. Atau yang pernah ia ingat sebelumnya. “ Baik maafkan saya sudah lancang

    pada anda tuan.” Menyembunyikan kecemasannya. Walaupun tetap tidak bisa

    menyembunyikan apapun. Han tahu gadis di depannya sudah merasa takut. “ Tapi,

    mbak Niah baik-baik saja kan?” memberanikan diri bertanya.

    “ Tentu saja, nona kami baik-baik

    saja. Terimakasih sudah mengkhuatirkannya.”

    “ Syukurlah. Tapi.” Menatap Han

    lagi. “ Bisakah anda tidak menakutkan begitu, saya kan hanya bertanya. Hehe.” benar-benar tertawa menutupi  kecanggungan.

    Apa-apan gadis ini. Han

    “ Baiklah, saya permisi. Terimakasih

    kerja samanya nona.”

    “ Tentu saja, kami senang membantu.

    Anda bisa sering-sering mampir kalau ada mbak Niah.”

    Han tidak mengubris kata-kata

    terakhir Tika. Dia menuju mobilnya. Menoleh sebentar pada Tika lalu melajukan

    mobilnya tanpa sedikitpun berpaling lagi.

    Tidak adaa apa pun yang dia temukan

    di toko. Hanya foto yang terlihat seperti ibu nona Daniah. Dengan rambut

    bergelombangnya.

    Aku rasa cukup sebagai peringatan, kalau dia masih berani minum pil itu sepertinya aku harus memeriksa, punya nyawa berapa si dia. Haha, dia memang cuma punya satu nyawa. tapi dia benar-benar punya senjata mematikan yang kalau dia tahu dia bisa membuat tuan Saga melakukan apapun yang ia mintakan.

    semoga anda tidak pintar-pintar amat nona, kalau tidak situasinya akan dengan mudah terbalik.

    Cinta, cinta, merepotkan sekali. Ah ia, aku harus menyiapkan makan siang. Tahanan rumah yang bisa jalan-jalan ke mana-mana. Wahh, enak sekali anda.

    Bersambung

Novel