Chapter 118 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 118

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-15

Waktu bergulir semakin siang. Han

    kembali dengan perasaan cukup tenang. Dia tidak menemukan pil apapun di ruko,

    jadi dia berfikir pekerjaan nona bisa di selamatkan dengan mudah. Tuan Saga

    tidak akan menutup tempat itu secara paksa, dan nona bisa kembali bekerja kalau

    masa hukumannya selesai.

    Ketika Han masuk ke dalam ruangan

    presdir, Saga masih ada di kursi kerjanya. Han senang melihatnya, berarti semua

    urusan sampai siang ini berjalan sesuai rencana. Kalau semua dokumen itu sudah

    selesai di tandangani, dia bisa melanjutkan semua pekerjaannya dengan cepat.

    Senangnya kalau suasana hati anda

    selalu seperti ini.

    “ Apa itu?” Saga bangun dari duduk

    saat melihat Han meletakan kotak di atas meja, di belakangnya seorang pengawal

    dengan hati-hati melatakan figura besar. Dia mengangukan kepala pada Saga lalu

    pamit pergi.

    “ Ini sepertinya ibu nona, dan

    barang dalam di kardus ini benda-benda masa kecil nona. Ada foto-foto juga.”

    Han membuka penutup kardus. Mendengar itu Saga terlihat sangat antusias. Dia segera

    mendekat dan duduk di sofa.

    “ Kita lihat, ada apa di sini.”

    Mendekat, seperti menemukan harta paling berharga di dunia. “ Haha, dia

    mengemaskan sekali.” Saga memegang sebuah foto, seorang gadis kecil sedang

    duduk di pangkuan ibunya. Belum terlihat mirip Daniah saat ini, tapi rambut

    bergelombangnya sudah membuatnya bisa di kenali dengan baik. “ Han, masukan no

    hp Daniah ke hpku. Aku mau menelfonnya.”

    “ Baik.” Han bergegas berjalan ke

    meja kerja Saga. Meninggalkan Saga yang sedang bermain dengan dunia masa kecil

    Daniah melalui foto-fotonya. Han Mengambil hp yang pemiliknya sedang asik

    dengan temuan barunya. “ Anda mau menyimpannya dengan nama siapa?”

    “ Berikan padaku.” Berfikir

    sebentar setalah memegang hpnya. Kira-kira nama apa yang pantas ia pakai untuk

    menyimpan no Daniah di hpnya. Terlihat berfikir sangat keras. Dahinya berkerut.

    Nama yang bisa mewakili seluruh perasaannya pada Daniah. Masih serius berfikir,

    Han hanya mengeryit. Setelah cukup lama tengelam dalam perenungan diri akhirnya

    Saga tersenyum mengerak kan jarinya, setelah menyelesaikan satu pekerjaan hebat

    lagi menurutnya. Lalu dia menelfon.

    “ Hallo ini siapa?” suara wanita di

    sana. Pertanyaan itu membuatnya gusar.

    “ Siapa? Kau tidak mengenali

    suaraku?”

    “ Siapa ya?” yang di sana mulai

    menggangap telfon iseng.

    “ Hei, Daniah kau benar-benar mau

    membuatku marah!”

    “ Sayang, Benar ini kamu suamiku.

    Maafkan aku.” Mulai tersadar dia telah melakukan ke salahan besar. Tidak

    mengenali suara yang mulia raja. “ Maaf, ini pertama kalinya aku mendengar

    suara mu di telfon. Ada apa sayang?” Heran yang menyusupi sampai ke hatinya.

    Kenapa laki-laki ini menelfonnya.

    “ Bersiaplah, Leela akan

    menjemputmu.”

    “ Kemana? Bukankaah aku di larang

    keluar rumah.” Daniah merasa curiga, apa ini hanya jebakan biar dia semakin

    masuk dalam labirin kesalahan.

    “ Siapa yang melarangmu keluar

    rumah?” Saga bertanya kesal.

    “ Kan kamu yang melarangku, bahkan

    melarangku keluar dari pintu rumah utama.” Heran semakin datang, ada apa dengan

    keisengan suaminya.

    “ Lalu siapa yang menyuruhmu keluar

    dari rumah?” Semakin gusar terdengar dari intonasi suara semakin meninggi.

    “ Kamu juga.” Daniah menjawab.

    “ Kalau begitu lakukan saja

    perintahku dan jangan banyak bicara!”

    “ Baik, baik. Maaf.”

    Menutup telfon tanpa pemberitahuan.

    “ Bodoh, aku takut dia bosan di

    rumah, bukannya berterimakasih malah banyak sekali dia bicara.”

    Itukan karena anda yang ribet tuan

    muda. Tinggal cabut larangannya keluar rumah sudah beres semua kan.

    “ Bereskan ini!” tunjuknya pada

    semua benda yang dia keluarkan dari kotak milik Daniah. Han langsung melakukan

    apa yang di perintahkan. “ Ini apa lagi?”  Saga menunjuk sebuah amplop besar yang juga

    ada di atas meja.

    “ Itu laporan keuangan nona yang

    diambil dari pemakaian kartu dan rekening yang anda berikan pada nona.” Saga

    penasaran. Mengambil amplop besar itu. Beberapa kertas jatuh tercecer, karena

    ternyata banyak isinya. Dia bergumam pelan melihat beberapa lembar terakhir. “

    Itu donasi nona ke balai kota untuk beasiswa kuliah.”

    Saga memeriksa beberapa detail yang

    tertulis dalam laporan itu. Nama-namaa penerima beasiswa dan gender mereka.

    “ Cih, dia membantu murid laki-laki

    juga, menyebalkan sekali.”

    “ Nona tidak terlibat dalam

    penunjukan siswa yang menerima beasiswa. Nona hanya menyerahkan kepada dewan

    kota. Saya sudah memeriksa mereka tidak terhubung satu sama lain. Random

    terpilih karena mereka termasuk siswa kurang mampu tapi berprestasi.”

    “ Aku punya istri mulia sekali.

    Tahu bagaimana menghabiskan uangku.” Mendesah kecil. Tapi dia merasakan

    kebanggaan di hatinya.

    “ Nona sudah memulai ini sebelum

    menikah dengan anda, tapi setelah menikah jumlahnya donasinya naik hampir

    sepuluh kali lipat.” Han menunjuk angka-angka di atas kertas.

    “ Haha, baiklah, biarkan dia.

    Asalkan dia senang. Dia pasti binggung menghabiskan uang yang ku berikan.”

    Han membereskan kertas-kertas dan

    memasukan kembali ke dalam amplop.

    “ Sepertinya nona tidak terlaku

    suka belanja-belanja barang mewah, jadi dia memakai uang yang anda berikan

    untuk hal seperti ini.”

    “ Manisnya, bukankah dia

    mengemaskan begini. Semua orang tidak bisa tidak jatuh cinta kalau tahu dia

    seperti apa.” Memukul bahu Han senang. “ Benar kan istriku mengemaskan.”

    “ Benar.”

    “ Hei jangan memujinya, Cuma aku

    yang boleh memujinya.”

    Han angkat bahu  tidak perduli protes tuannya, sambil memindahkan

    semua benda yang dia bawa dari ruko milik Daniah ke sudut ruangan.

    Nona memang mengemaskan dari semua

    sisi, baik wajah maupun kebaikan hatinya. Untuk itulah anda sangat

    menyayanginyakan.

    Kekacauan terjadi menjelang

    waktunya makan siang. Staff sekertaris mengetuk pintu dengan kuatir. Han muncul

    semakin membuat mereka menciut.

    “ Maaf tuan, ada nona Helena di

    lantai bawah. Dia tidak mau pergi walaupun sudah di usir, dia bahkan

    berteriak-teriak ingin bertemu dengan tuan Saga.” Tidak berani melanjutkan

    informasi. Dia menutup mulutnya rapat.

    Han terlihat sangat kesal, langsung

    menutup pintu dan kembali menemui Saga yang sudah duduk di meja kerjanya.

    “ Kenapa?”

    “ Nona Helen ada di bawah dan

    memaksa untuk bertemu dengan anda.” Saga terdiam lalu meletakan pena yang

    sedang di pegangnya.  Dia merasa sangat

    jengah. Tapi kalau dia tidak mengakhiri semuanya dengan tegas, sampai kapan pun

    Helen tidak akan paham. Kalau semua tentangnya sudah berakhir. “ Biarkan dia

    masuk, ini terakhir kalinya aku akan menemuinya.”

    “ Tuan muda, anda tidak perlu

    melakukannya. Saya akan membereskan dia.” Tahu, kalau Saga merasa tidak nyaman

    dengan situasi ini.

    “ Biarkan dia masuk, aku tidak mau

    Daniah sampai bertemu dengannya. Katakan pada semuanya untuk menutup mulut

    tentang keributan ini.” Mengusir Han dengan tangannya.

    “ Baik.” Han membungkukan kepala

    lalu berjalan ke luar.

    Dia sudah terlihat sangat kesal

    keluar dari ruangan presdir, staff sekertarisnya berjalan dengan langkah cepat

    mengikutinya dari belakang.

    “ Katakan pada semuanya yang

    melihat kedatangan Helen untuk menutup mulut mereka. Tuan Saga tidak ingin ada

    yang membiacarakan ini ke depannya.”

    “ Ba, baik tuan.” Memasuki lif

    rasanya dia sudah merasa susah bernafas.

    Wanita tidak tahu malu itu menatap

    dirinya dengan penuh kebencian. Tapi Han tidak mengubris tatapan itu.

    Sedikitpun dia tidak mengangukan kepalanya.

    “ Ikuti saya, tuan saga akan

    menemui anda.”

    Helen mengikuti Han, sementara

    staff sekertaris tertinggal untuk membereskan semua kekacauan yang ditimbulkan

    Helen. Mereka memasuki lif tanpa ada yang mengeluarkan sepatah katapun. Han

    bahkan tidak melirik atau melihat helen sama sekali. Tangannya hanya

    mencengkram kesal, menahan emosi.

    Pintu ruangan presdir terbuka, Han

    memberi isyarat dengan tangannya agar Helen masuk. Di dalam ruangan yang mulai

    terasa tidak nyaman untuk bernafas itu, Saga berdiri di dekat jendela kaca.

    Menatap gedung-gedung dan langit yang membiru. Dia tahu Han dan Helen sudah

    masuk ke dalam ruangannya. Tapi dia belum beranjak dari tempatnya berdiri. Dia

    sedang berfikir apa yang akan ia lakukan.

    Akhiri ini secepatnya, Daniah akan

    datang juga, aku tidak mau sampai dia bertemu Helen apalagi kalau sampai berbuntut salah paham tidak penting.

    Saga  meninggalkan tempatnya berdiri, Helen mengikuti

    setiap langkah kakinya. Saat Saga sudah mendekat dan menjatuhkan diri di sofa.

    Gadis itu langsung ambruk terduduk di lantai.

    Han melihat tidak suka, bisa

    menebak apa yang akan di lakukan helen selanjutnya.

    “ Saga, maafkan aku. Aku mohon

    maafkan aku.”

    Cih, dia memakai senjata

    terakhirnya. Berlutut dan memohon.

    Han benar-benar ingin menyeret

    gadis itu, menghentikannya mempermalukan dirinya sendiri dan lebih membuat Han

    kesal saat melihat Saga dia terlihat tidak nyaman dengan apa yang di lakukan Helen.

    “ Bangunlah! Kau sudah tidak perlu

    berlutut dan memohon padaku.” Bicara tegas, tidak menunjukan tatapan simpati. Bahkan

    hanya sebentar dia menatap Helen lalu dia memilih mengalihkan pandangan.

    “ Saga, maafkan aku. Aku mencintaimu.”

    “ Hentikan!” suaranya sudah

    setengah berteriak memenuhi langit ruangan. “ Hentikan omong kosongmu sekarang.

    Huh!” mendesah. “ Kurang ajar juga harusnya ada batasannya kan? Kau tahu sudah

    sekurang ajar apa dirimu sekarang.”

    “ Maafkan aku.” Mulai menangis dan

    mencengkram lututnya. “ Aku tidak tahu harus melakukan apa lagi. Aku

    mencintaimu Saga. Maafkan aku.”

    “ Aku bilang hentikan! Dua tahun

    kita bersama kau pasti tahukan apa yang paling aku benci.”

    Helen gemetar mengingat apa yang paling

    di benci Saga. Melihat wanita keras kepala mengejar-ngejarnya dan menyatakan

    cinta padanya. Padahal jelas-jelas mereka tahu Saga memiliki kekasih yang

    dicintainya. Dan yang membuatnya merinding, saat ini ia melakukan hal yang

    sangat di benci Saga itu.

    “ Maafkan aku.” Airmata Helen

    berjatuhan membasahi lututnya.

    “ Bangunlah! Jangan membuatku

    mengulangi kata-kataku. Duduklah di sofa.”

    Helen gemetar bangun dari

    berlulutnya, dengan penuh drama sambil berurai air mata dia menyeret kakinya

    dan duduk di sofa. Masih mencengkram lututnya sendiri. Dia melihat Saga dengan

    pandangan hangat.

    “ Kau hanya ingin aku memaafkanmu

    kan? Baiklah, kita anggap impas semuanya. Pergilah dengan tenang dan  hiduplah dengan baik setelah ini.” hanya ini yang bisa aku katakan untuk membayar semua kenangan kita dua tahun lalu. Saga meyakinkan dirinya.

    “ Saga, aku masih mencintaimu.”

    Helen tiba-tiba meraih kedua tangan Saga.

    “ Lepaskan tangan anda nona!” Han

    yang jauh lebih terkejut melihat apa yang di lakukan Helen. Gadis itu sama

    sekali tidak perduli apa yang di ucapkan Han. Dia tetap mencengkram tangan

    Saga.

    “ Singkirkan tanganmu!” Saga

    menepis kedua tangan Helen. “ siapa yang mengizinkanmu menyentuhku.” Marah.

    “ Saga!” mulai terisak lagi.

    “ Cuma Daniah istrimu yang boleh

    menyentuhku!”  Suara keras Saga

    terdengar. Dia bangun dari duduk. “ Pergilah! Hubungan kita sudah berakhir.”

    “ Saga, ku mohon.”

    “ Pergilah!” Berteriak keras. “ Kau

    sudah pernah melihatku marah kan? Aku tidak mau melampiaskannnya pada mu. Bagaimanapun

    dua tahun lalu kau pernah jadi orang yang sangat dekat denganku.”

    Masih sesengukan Helen bangun dari

    duduknya.

    “ Menghindarlah kalau kita tidak

    sengaja bertemu. Aku benar-benar tidak ingin melihatmu lagi.” Kata-kata itu

    mengiringi langkah kaki Helen meninggalkan ruangan.  Setelah pintu tertutup Saga menjatuhkan diri

    di sofa. Tangannya mencengkram pinggiran Sofa. “ keluarlah Han, pastikan dia

    keluar dari gedungku.”

    “ Baik tuan muda.”

    Han berbalik, pandangannya melewati

    meja kerja Saga.

    Sial! Sejak kapan bintang di hp itu

    berkedip. Aku bahkan tidak menyadarinya.

    BERSAMBUNG

Novel