Chapter 124 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 124

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-17

Siang ini sudah lewat waktunya

    makan siang, kafe ini pun sudah tampak lengang, setelah tadi tampak cukup

    padat. Sekertaris Han terlihat sudah sampai di area parkir. Dia tidak langsung

    keluar dari mobilnya. Sebentar, dia terlihat sibuk dengan hpnya. Setelah lewat

    dari lima belas menit dia keluar dari mobil, mengambil boks kardus dengan

    ukuran sedang dari bagasi mobil. Dengan sikap yang seperti biasa, tenang dan

    tanpa banyak berekspresi dia membawa boks itu memasuki kafe. Seorang pelayan

    penjaga pintu yang berdiri membuka pintu mengangukan kepala sopan.

    “ Saya sudah janji dengan

    seseorang.” Han mengedarkan pandangan menyapu ruangan. Dia menemukan yang dia

    cari. “ Dia sudah menunggu di sana.” Tunjuknya dengan ekor matanya.

    “ Baik tuan silahkan.” Dia mengangukan

    kepalanya lagi lalu mempersilahkan Han untuk menuju meja yang ditunjuknya tadi.

    Lalu dia kembali ke tempatnya semula setelah pelangannya menuju tempat

    duduknya.

    “ Kau datang sendiri?” suaranya

    terdengar sangat kecewa. Bagaimana tidak, dia mengesampingkan semua yang masuk

    ke pikirannya. Dan hanya memilih hal positif saja. Bahwa masih ada sedikit saja

    harapan. Dia berdandan dengan maksimal. Dengan tidak tahu malu dia akan

    tersenyum seperti tidak pernah terjadi apapun.

    Han tersenyum tipis sambil meletakan

    boks di atas meja. Lalu duduk tanpa menjawab. Gerakannya di ikuti dengan

    pandangan kesal wanita di depannya.

    “ Huh! Apa nona masih berharap tuan

    muda mau menemui anda lagi.” Sinis.

    “ Apa! kamu sendiri yang

    mengatakannya kalau Saga mau bertemu.” Helen terlihat sangat geram. Dari awal

    dia memang sudah sangat curiga. Terakhir kali bertemu Saga bahkan sudah

    mengancam untuk tidak boleh menyapanya kalau tidak sengaja bertemu. Tapi dasar

    gila, karena mendapat pesan sekertaris sialan ini, hati dan pikirannya tidak

    bisa di pakai berfikir sehat.

    “ Apa saya mengatakan tuan Saga

    akan datang. Silahkan cek lagi pesan yang saya kirim. Saya hanya mengatakan,

    bertemu di kafe XX ada pesan tuan Saga yang akan saya sampaikan.” Menunjuk hp

    yang ada di atas meja tepat di depan helen.

    “ Kau!” Helen membanting hpnya

    setelah membaca ulang pesan yang di kirim Han kemarin. “ kenapa kau mau bertemu

    denganku?” Sampai sejauh ini Helen masih memiliki keberanian mengertak

    sekertaris Han. Bagaimanapun dia sudah kehilangan Saga dan harga dirinya. Tidak

    ada apapun yang perlu dia lindungi, imejnya di hadapan laki-laki ini sudah

    hancur berkeping.

    “ Pelankan suara anda nona, atau

    anda sendiri yang akan merasa malu nanti.” Masih ada beberapa pelangan di kafe

    yang mulai sedikit terusik dengan ucapan keras helen.

    “ Kenapa? Memang aku melakukan

    apa?”

    Han mulai mendesah kesal, dia

    memalingkah wajah sebentar saat melihat seseorang, setelah orang itu duduk

    tepat di belakang tempat duduknya dia mulai meraih boks yang ada di atas meja.

    “ Kalau saya jadi anda saya bahkan

    tidak akan muncul lagi setelah dua tahun ke hadapan tuan muda.” Han

    mengeluarkan beberapa lembar foto. Melemparkannya tepat di di hadapan Helen.

    Gadis itu mulai merasa ada yang salah dari semua ini. Dia meletakan hpnya.

    Mengambil foto. Tangannya mulai gemetar, foto-foto itu jatuh dari tangannya.

    Foto-foto saat dia berada di luar

    negri, saat dia  menikmati kebebasannya.

    Kebebasan yang hanya sesaat saja dalam rencananya. Akan tetapi dia terlena,

    hingga akhirnya dua tahun berlalu tanpa terasa. Dia berharap dengan wajah

    polosnya dia bisa kembali lagi, dalam pelukan Saga menjadi wanita yang di

    cintainya.

    “ Kau sudah gila ya? Bagaimana

    kau.”

    Han mendongakan kepala menatap

    tajam Helen.

    “ Saya hanya melindungi tuan muda.”

    “ Apa! jadi kau tahu semua? Dari

    awal kau pasti sudah mengawasiku kan.” Gemetar mencengkram meja. Pelayan datang

    membawakan dua buah minuman. Dia meletakannya lalu langsung berlalu pergi

    melihat aura yang sangat mencekam dari kedua orang di meja ini.

    “ Saya mengawasi semua hal yang

    berhubungan dengan tuan muda. Kalau anda penasaran apa saya memeriksa latar

    belakang anda. Tentu saja, saya memeriksa semua hal tentang riwayat hidup anda.

    Bahkan dari hal terkecil sekalipun.”

    Helen ingin melemparkan gelas

    minumannya ke wajah sekertaris Han.

    “ Lantas kenapa? Kenapa kau

    membiarkan aku masih bersama Saga dua tahun lalu?” gemetar-gemetar, antara

    takut namun jauh lebih banyak kesal di hatinya. Selama ini dia ternyata di

    awasi, tidak, dari awal dia sudah di awasi.

    Laki-laki ini tahu semua hal yang

    ku lakukan.

    “ Kenapa? Walaupun saya tahu anda

    rubah betina yang mendekati tuan muda hanya karena uang. Tapi saya membiarkan

    anda, karena tuan muda benar-benar tulus menyayangi anda. Saat itu saya hanya  perlu memastikan anda tidak berhubungan dengan

    laki-laki lain dan menghianati tuan muda. Dan ternyata anda masih punya hati

    nurani untuk tidak melakukan itu, saat bersama tuan muda. Padahal kalau anda

    sedikit saja bermain mata dengan laki-laki lain pasti saya sudah menyingkirkan

    anda dari dulu dengan mudahnya.”

    Kalau aku menghianati Saga apa kau

    akan membunuhku saat itu. Helen menarik tangannya ke bawah meja. Agar tidak

    terlihat dia mencengkram tangannya sendiri. Menahan gemetar takut yang

    tiba-tiba muncul.

    “ Kau menjijikan sekali!”

    Han tertawa mendengar makian Helen.

    “ Kata itu bukankah lebih pantas

    saya ucap kan untuk anda nona. Berhentilah bicara omong kosong tentang alasan

    kepergian anda ke luar negri untuk menjadi pelukis, terkenal karena karya-karya

    sendiri, selain karena anda pernah menjadi kekasih tuan muda apa anda pikir

    bisa di terima semudah itu di dunia seni yang sekarang anda hidup. Saya tidak

    tahu dari mana rasa percaya diri anda itu.”

    “ Apa! memang itu alasanku pergi!”

    berteriak mempertahankan sedikit saja harga diri. Beberapa orang menoleh karena

    terganggu. Tapi tidak lama kembali ke makanan mereka.

    “ Bagaimana dengan menikmati

    kebebasan. Apa anda merasa berat dan tertekan mendapat kasih sayang tuan muda?”

    Kasih sayang yang di berikan Saga sering kali berlebihan.

    Helen tertawa memikirkan bagaimana

    dulu Saga sangat menyayanginya. Bagaimana dia harus menjalani hidup sebagai

    kekasihnya dengan banyak sekali aturan dan batasan yang tidak boleh dia lewati.

    Saat itu Helen merasa ingin sejenak saja lari, dia akan kembali setelah dia

    bebas menari dan berteriak di dunia luar sana. Dia berfikir setelah dia kembali

    Saga tidak mungkin akan berubah, tapi ternyata semua tidak ada yang berjalan

    sesuai ke inginannya.

    “ Sekarang semua itu tidak penting

    lagi!” Han bicara lagi. “ Anda sudah dibuang,” Wahh, hebat sekali sekertaris

    Han, kamu memilih kata menyakitkan itu.

    “ Apa salahku!”

    “ masih bertanya dengan tidak tahu

    malunya.” Jelas mencibir. “ Nona, anda sudah mengkhianati ketulusan cinta tuan

    muda. Membodohi laki-laki yang memang terlihat bodoh seperti tuan Noah untuk

    memuluskan rencana anda. Dan yang terakhir, berusaha mengoyahkan hati polos

    nona Daniah. Itulah kesalahan terbesar anda.”

    Helan menunduk semakin dalam. Dia

    ingin berteriak karena kesal dan marah. Namun kata-kata itu seperti benar-benar

    menamparnya.

    Pelan Helen bicara.

    “ Sampai sejauh mana Saga tahu, apa

    dia tahu aku berselingkuh di belakangnya di luar negri.” Menatap Han sebentar,

    lalu dia memalingkan wajah ke arah lain. Takut itu memasuki hatinya tanpa bisa

    dia cegah.

    “ Kalau tuan muda tahu, apa anda

    masih punya kesempatan berlutut kemarin.” Suara Han mengiris keberanian Helen.

    Laki-laki di hadapannya ini benar-benar sangat menakutkan. “ Nona, ini

    peringatan terakhir dari saya. Menghilang saja lah, pergilah dari negara ini

    dan jangan pernah kembali lagi kalau anda tetap mau hidup dengan nyaman.”

    Aku mulai bosan berlama-lama

    berurusan dengan mu.

    Han mengeluarkan selembar cek.

    “ Anggaplah ini sebagai kebaikan

    terakhir tuan muda.” Han rasanya ingin melemparkan cek itu ke wajah Helen, tapi

    dia hanya mengeser dengan tangannya. Helen melihat sekilas lalu dia tergelak. “

    Tidak usah sok keren menolak nona, bukankah karena itu anda mendekati tuan

    muda.”

    “ Apa dia berbeda dengan ku.

    Wanita kampungan itu.” Tidak perlu ada yang ditutupi lagi. Helen meraih selembar

    cek itu. Melipatnya dan memasukannya ke dalam tas. Kalau dia sok keren menolak

    cek ini, toh dia juga tidak akan mendapatkan apa-apa. Dia tidak mendapatkan

    Saga ataupun uangnya. Sekarang dia sudah kehilangan harga diri, untuk apa harus

    kehilangan uang juga pikirnya. Dengan tidak tahu malu dia masih menunggu

    jawaban Han.

    “ Kalian tidak bisa di bandingkan.

    Nona kami terlalu berharga untuk dibandingkan dengan anda.”

    Apa! sudah gila ya dia.

    Helen mencengkram meja marah.

    Bagaimana dia bisa dibandingkan dengan Daniah. Dari semua level jelas dia ada

    di atasnya. Wajah, karir. Jelas-jelas Daniah ada di bawahnya.

    “ Huh! Memang apa yang dia punya”

    “ Ketulusan. Perasaan tulusnya pada

    tuan muda.” Jawaban Han terdengar sangat serius. Membuat Helen merinding

    sekaligus tergelak.

    “ Haha, apa kamu bilang. Selain

    kamu tidak mungkin ada yang tulus kalau berhubungan dengan Saga. Mereka pasti

    punya maksud tersenbunyi.” Menyindir dirinya sendiri, dan mengangap semua orang

    sama dengan dirinya ketika mendekati Saga.

    “ Itulah yang membedakan anda dan

    nona kami.” Han melihat jam di tangannya. Sudah cukup membuang waktu meladeni

    wanita ini pikir Han.  “ Sudah cukup saya

    bicara dengan anda nona. Menghilanglah dengan tenang seperti angin. Jangan

    pernah muncul di hadapan tuan Saga ataupun nona Daniah lagi. Anda tahu kan saya

    tahu semua.” Seringai tipis seperti biasanya muncul. Menjadi akhir penutup

    kalimat panjangnya.

    Aku benar-benar ingin melemparkan

    gelas ini ke wajahmu.

    “ Tunggu! Satu pertanyaan lagi. Apa

    Saga benar-benar mencintai Daniah?” menatap lurus sekertaris Han dengan

    keberanian yang tersisa. Pertanyaan ini sangat penting dan akan di pakainya

    sebagai landasan akan melakukan apa ke depannya nanti. Perihal hidupnya.

    “ Karena tuan muda sangat mencintai

    nona Daniah dan karena nona Daniah adalah wanita yang membuat tuan muda

    bahagia. Saya akan melindungi nona muda kami dari apapun. Jadi berhati-hatilah

    nona, sehelai rambut saja anda menyentuh nona kami, saya akan benar-benar

    mematahkan jari-jari anda.”

    Helen mencengkram tangannya.

    Bagaimana sekertaris Han bisa paham maksud dari pertanyaannya. Dia benar-benar

    merasa sakit hati dengan Daniah dan ingin melihat sedikit saja gadis itu

    menderita. Tapi, hanya mendengar ancaman barusan sudah membuat semua pikirannya

    buyar. Semua rencananya sudah gagal bahkan sebelum dia memulai.

    “ Saya akan pergi. Ini hadiah

    perpisahan untuk anda. Simpanlah!  Rahasia

    seharusnya tetap harus di sembunyikan. Untuk apa? agar sesuatu itu tetap

    menjadi berharga kan.” Senyum jahat yang tidak bisa di jawab walaupun hanya

    dengan bantahan sepatah kata pun. Han mendorong boks di atas meja, sampai ke

    depan helen. “ Tapi, sepertinya anda belum bisa pergi. Masih ada seseorang yang

    sepertinya penasaran dan inggin tahu, Helen si pelukis ini sebenarnya orang

    seperti apa. ia kan tuan Noah.”

    Helen langsung bangun dan memutar

    kepalannnya. Dia melihat Noah duduk di kursi belakangnya dan pasti mendegar

    semuanya.

    “ Kau!” Nafasnya sudah tersengal

    panik.

    “ Ini balasan karena anda menyentuh

    nona Daniah kemarin.” Bangun dari duduk.

    “ Sepertinya kau niat sekali ya

    ingin menunjukan kalau aku laki-laki bodoh.” Noah juga bangun dari tempat

    dudukya, berjalan mendekat. Berdiri di hadapan Han.

    “ saya tidak tahu anda di sini

    tuan. Kalau tahu saya pasti akan berhati-hati bicara.”

    Kurang ajar, jelas-jelas kau

    melihatku tadi. Kau bahkan mulai melancarkan aksimu setelah aku datang kan.

    Noah melihat Han meninggalkan

    mereka, pergi dengan kemenangan.

    “ Noah!” helen meraih tangan Noah.

    Wajahnya sudah berubah menghiba. Namun ntah kenapa hati laki-laki itu seperti

    kebas. Dia tidak merasa kasihan sama sekali.

    BERSAMBUNG

Novel