Chapter 125 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 125

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-17

Ketika seseorang merasa di cintai

    dia akan jauh lebih bisa merasa positif dalam melakukan apapun. Walaupun sampai

    hari ini Daniah belum sekalipun mendengar pengakuan Saga tentang perasaannya. Namun

    karena dia merasa di cintai, dia sudah merasa itu lebih dari cukup. Untuk saat

    ini, dia tidak akan serakah. Menuntut apapun dari Saga.

    Seminggu hampir berlalu. Masa

    percobaan bisa di lewati Daniah dengan sukses. Dalam kurun waktu itu tidak tahu

    apa yang membuatnya bisa sepatuh itu. Tapi dia benar-benar menuruti apa yang di

    katakan Saga tanpa banyak bicara. Saking curiganya sampai Saga memeriksa

    makanan apa yang di berikan pak Mun pada istrinya. Apa ada indikasi pak Mun

    memberikan makanan penghilang kesadaran. Nihil.  Makanan yang di berikan pak Mun sudah sesuai

    standar ahli gizi yang bekerja pada keluarganya. Sepertinya gadis itu mulai

    menjalani perannya sebagai istri dengan baik.

    “ Karena kau sudah sepatuh ini,

    baiklah hukuman mu selesai. Kamu bisa bebas keluar rumah lagi seperti biasa.”

    Mereka tiduran di atas tempat tidur saling berpelukan, setelah menyelesaikan

    dan menuntaskan gairah mereka masing-masing. Daniah menarik selimut sampai ke

    lehernya karena sudah tidak memakai apapun.

    “  Terimakasih sayang.” Memeluk Saga erat.

    Akhirnya, aku bisa keluar dari

    rumah. Hiks. Aku kangen cilok di dekat ruko. Aku kangen Tika juga.

    “ Hemm.” Mengusap kepala Daniah

    pelan.

    “ Terimakasih sayang, jadi mulai

    besok aku sudah bisa mulai bekerja lagi kan.” Antusias. Memikirkan cilok dan

    semua rutinitas harian di ruko.

    “ Besok akhir pekan kan?”

    Duarrr, cilok ku. Semangkok cilok

    bersayap terbang tinggi ke angkasa. Membuat Daniah menitikan air mata dalam

    hatinya.

    Kenapa dia curang sekali,

    membebaskan hukuman ku di akhir pekan. Jelas-jelas akhir pekan aku harus

    bersamanya di manapun dia berada. Apalagi saat dia ada di rumah.

    “ Ah ia, aku akan di rumah dan

    tidak kemana-mana. Apa kamu ada acara sayang?”

    Pergilah! Tolonglah ada acara

    penting. Aku tidak mau seharian bersama mu lagi.

    “ Ayo kita kencan.”

    “ Kencan?” Kaget. Kosa kata yang

    sangat mahal harganya untuk Daniah. Baginya kencan adalah barang mahal yang

    hanya menghamburkan uang. Karena dia bukan tipe wanita yang mau di bayarin oleh

    teman kencannya. Jadi setiap pergi keluar kencan mereka akan membayar

    masing-masing. Kenapa? Toh tidak ada salahnya kalau laki-laki yang keluar uang

    kan. Memang, namun bagi Daniah hati mereka berdua belum terlalu jauh terikat

    untuk sampai tergantung sejauh itu.

    Tiga kali dia berkencan, hubungan

    mereka memang masuk kategori cukup serius. Namun dia tidak mau terlalu

    tergantung, karena antara mereka belum terikat hubungan apa-apa. dia sadar itu,

    hubungan keluarganya yang terikat darah pun belum cukup membuatnya

    mengantungkan diri pada keluarganya. Apalagi hanya sebatas pacaran dan teman

    kencan. Mereka hanyalah dua orang asing yang berusaha mencari tahu satu sama

    lain, untuk meningkatkan kehubungan yang lebih dekat lagi. Belum ada ikatan apapun yang terjalin.

    Apa dia mau kencan ala manusia

    normal atau ala presdir Antarna Group.

    “ kenapa sayang? Kenapa tiba-tiba

    mengajak ku kencan.”

    “ hemm, sebagai hadiah kepatuhan mu

    seminggu ini.” Bergumam pelan di telinga Daniah. “ Kamu tidak mau?”

    “ Mau, mau aku mau.” Mulai waspada

    kalau Saga mulai mengunakan kalimat tanya dalam kata-katanya.

    Daniah terlihat berfikir secara

    serius. Tentang tema kencan yang pas untuk dirinya dan Saga besok. Mereka masih

    mengobrol lama sampai akhirnya Daniah terlelap dalam pelukan Saga. Laki-laki

    itu mencium kening istrinya lalu ikut tengelam dalam mimpi, sambil masih

    memeluk istrinya.

    Kencan ala rakyak biasa, Daniah

    menyebutnya ala rakyat jelata seperti dirinya. Bukan kencan ala yang mulia raja

    yang semua harus serba privat dan sendirian. Kali ini kencan terbuka. Daniah

    ingin sekali memperkenalkan kehidupan masyarakat biasa pada Saga, walaupun

    maksud terselubungnya ingin menjahili Saga seharian. Hehe.

    Apa! memang ada rakyat biasa yang

    berkencan dengan penampilan seperti ini.

    “ Sayang, kamu salah kostum. Tidak

    ada laki-laki biasa yang berkencan dengan dandanan seperti ini.” Daniah

    melepaskan jas yang di pakai Saga. Lalu menarik tangan Saga masuk kembali ke ruang

    ganti baju.

    Kenapa dia gak punya baju santai

    si.

    Daniah membuka lemari, memeriksa

    isinya satu persatu. Dia tidak menemukan apapun yang dia cari.

    “ Hei, kamu mau apa?” mulai protes

    ketika Daniah membuka satu demi satu kancing kemeja yang dia pakai.

    “ Buka! Pakai yang ini saja.”

    Daniah mengeluarkan pakaian semi formal dari dalam lemari. Kemeja lengan

    pendek. Tidak terlihat terlalu menjolok. Cih, dia memalingkan muka. Sebenarnya

    yang membuat Saga mencolok bukannya pakaiannya tapi wajahnya. Daniah bergumam

    sambil merapikan lengan baju Saga.

    “ Apa-apa an ini, kenapa kamu

    mengulung lenganku lagi, ini kan baju lengan pendek?” protes dengan selera

    norak Daniah.

    “ Haha, biar terlihat lebih santai

    sayang. Sudah-sudah ayo keluar.” Daniah mendorong tubuh saga dari ruang Ganti.

    Masih mendengarnya bicara dengan nada kesal, tapi dia tidak membongkar lengan

    bajunya dan membiarkannya seperti itu.

    Di depan tangga dia menarik baju

    Daniah sampai gadis itu berhenti kaget.

    “ Ambil topi sana!” memegang Dagu

    Daniah memutarnya ke kanan dan ke kiri. Mengamati secara serius.

    “ Buat apa?” menurut saja ketika

    wajahnya bergoyang ke kanan dan ke kiri.

    “ Buat menutupi wajahmu. Penampilan

    mu ini mencolok sekali. Lihat wajahmu. “ memegang dagu Daniah lagi. “ Lihat

    rambut mu.” Memegang rambut.

    Aku bisa gila karena emosi nanti

    kalau sampai ada yang melirikmu. Saga ingin berteriak begitu. Tapi dia hanya

    menatap tajam saja.

    Memang kenapa dengan penampilanku,

    aku kan sudah memakai riasan senatural mungkin, menyisir rambut ku dengan rapi.

    “ Tutupi itu semua, kamu mau

    mengoda siapa dengan penampilanmu itu?”

    Apa! jelas-jelas wajahmu itu yang

    terlalu mencolok untuk masuk kategori manusia biasa.

    Dan siapa yang akan tergoda dengan wajahku begini.

    “ Ambil topi sana, atau kita

    batalkan kencan. Lebih enak tidur seharian di kamar sambil memeluk mu.” Ancaman

    mematikan.

    “ Aaaaa, ia, ia, aku ambil topi

    sebentar ya sayang. Kamu tunggu dibawah ya.” Daniah berbalik ke kamar. Dia

    belum pernah menemukan topi atau sejenisnya ada di lemarinya. Tapi sepertinya

    sekertrais Han pasti ada menyimpannya di suatu tempat. Syal berbunga waktu itu

    saja ada pikir Daniah. Dan benar saja dia menemukan banyak sekali topi di

    lemari kaca bagian atas.

    Kenapa aku tidak pernah melihat ini

    ya. Ini tidak muncul baru saja karena aku mencari topi kan. Haha, memang ini

    dunia fantasi apa.

    Daniah memilih dua topi dengan

    warna hitam. Kalau-kalau suaminya mau pakai juga. Langsung keluar, takut yang mulia mulai kesal karena di suruh

    menunggu. Dia hanya memegang topi itu di tangannya, tidak memakainya. Saat

    menyusuri tangga dia mendengar suara sekertrais Han. Sedang terlibat

    pembicaraan dengan Saga. Sepertinya mereka sedang membicarakan tentang

    perusahaan.

    Daniah mendekat, langsung berdiri

    di samping Saga.

    “ Dia tidak ikut kan?” menunjuk

    sekertaris Han. “ Kita kan mau kencan ala rakyat biasa seperti janjimu, jadi

    kita ikuti aturan mainku kan.” Bertanya lagi.

    “ Terus mau kita jalan kaki sambil

    bergandengan tangan keluar rumah. Sampai besok juga tidak akan keluar dari

    kompleks.” Menjawab panjang sekali, tapi jawabannya juga menyebalkan.

    Memang si, kawasan elite ini luas

    sekali.

    “ Bukan begitu sayang, kita kan

    bisa naik angkutan umum. Naik taxi online.” Begitulah biasanya anak muda kencan

    tuan muda. Cukup dengan modal seadanya. Jalan bergandengan berdua.

    “ Hei, jangan sembarangan ya. Memang

    siapa yang mengizinkanmu naik mobil dengan orang asing. Aku tidak suka

    melihatmu berbagi udara dengan laki-laki asing dalam satu ruangan.”

    Apa! dia ini mulai kambuh gilanya.

    Bisa-bisanya hal beginian  dia pikirkan. Berbagi udara, dapat kosa kata dari mana si dia.

    Daniah kehabisan kata-kata membalasnya,

    dia hanya menatap sekertaris Han kesal. Kalau sampai dia ikut, kencan ala

    rakyat biasa mustahil bisa terlaksana. Jangankan bisa mengerjai Saga.

    Jangan-jangan dia yang akan di kerjai lebih-lebih nanti.

    “ Kalau begitu anggap saja saya

    taxi online tuan muda. Saya akan mengantar kencan kalian kemanapun, tanpa

    menggangu anda.”

    Daniah terlihat berfikir, menatap

    Han. Ide apa itu, jelas-jelas kamu sekertaris Han. Yang bisa di suruh melakukan

    apapun oleh Saga.

    “ Benar juga, anggap saja begitu.” Menjawab

    senang. Saga menyukai ide itu. Dia menepuk bahu Han dengan penuh kebanggaan.

    Bagaimana bisa di anggap begitu,

    kenapa untuk hal beginian kalian kompak sekali si.

    “ Baiklah, tapi janji jangan

    menggangu kencan kami ya.” Daniah melingkarkan tangan di lengan Saga. “ Hari

    ini dia hanya suamiku, bukan presdir Antarna Group.” Lelaki biasa yang tidak

    akan melemparkan uang ke arena bermain lalu mengatakan kepada pemiliknya. Aku

    hanya mau berdua dengan wanita ku di sini, usir pengunjung yang lain. Aaaa

    memikirkan hal begituan sudah membuat Daniah merinding.

    “ Tentu saja nona, saya hanya akan

    menjadi supir taxi online anda.”

    “ Sayang hentikan.” Daniah

    mendorong tubuh Saga yang menempel di sampingnya. Bukan hanya menempelkan

    tubuh, bibir dan tangannya  juga sibuk

    beraktivitas. “ Dia melihat kita nanti. “ Daniah menunjuk kursi pengemudi yang

    sedang fokus membawa kendaraan.

    “ Pak sopir apa kau melihat kami

    sekarang, melihat apa yang ku lakukan pada istriku.” Saga tidak tahu malu

    bertanya.

    “ Tidak tuan.” Menjawab singkat dan

    terus fokus mengemudi. Han memang tidak sedikit pun melirik kaca spion. Dia memang

    tidak melihat tapi kan dia mendengar kali. Dia kan tidak tuli.

    Saga tersenyum pada Daniah. “ Dia

    tidak melihat kan.”

    Ya iya, dia tidak melihat tapi dia

    kan dengar!

    “ Pak sopir apa kamu keberatan aku

    mencium istriku di sini.” bertanya lagi pada sopir taxi onlinenya.

    “ Tentu saja tidak tuan, silahkan

    lakukan apapun yang kalian inginkan.”

    Apa kalian sedang main

    sopir-sopiran sekarang. Dan mana ada sopir yang menjawab begituan. Kalau kamu

    benar sopir taxi online kami pasti sudah di seret keluar dari kendaraan.

    “ Sayang hentikan.” Mendorong wajah

    Saga dengan kedua tangannya.

    “ Cih, lihat lah baru sehari aku

    menghapus masa hukumanmu kamu sudah kurang ajar begini.”

    Apa! siapa yang berani kurang ajar

    padamu tuan muda. Kamu kan yang isengnya kelewatan.

    “ Sayang, bukan begitu.” Menarik

    tangan Saga. “ Kamu boleh menciumku di manapun kamu mau, di sini.” menunjuk

    lehernya. “ Di sini.” menunjuk pipinya. Dan seterusnya sampai semua anggota

    tubunya tertunjuk. “ Lakukanlah sebanyak yang kamu inginkan.” Menyerah kalah.

    Sudah gila ya! Kenapa kau mencium semua

    bagian yang aku sebutkan tadi.

    Setelah selesai dengan kelakuannya,

    Saga memeluk Daniah dan menyadarkan kepalanya di bahu gadis itu. Daniah hanya

    menepuk-nepuk kepala Saga lembut. Kehabisan kata-kata.

    “ Pak sopir, apa kau ada pekerjaan

    setelah mengantar kami.”Saga bicara pada sopirnya lagi, masih menyandarkan

    kepalanya.

    “ Tidak tuan.” Han menjawab singkat.

    “ Kalau begitu aku mau menyewa

    mobil ini seharian. Hari ini aku mau kencan dengan istri ku, jadi aku mau

    memakai mobil ini mengantar ke mana kami pergi. ”

    “ Baik tuan. Saya akan matikan

    aplikasi. Saya akan mengantar kalian kemana saja.” Mengkhayati perannya sebagai

    sopit taxi online.

    “ Haha, sudah cukup. Kalian ini

    sedang main drama sopir sopiran ya.” Daniah tidak bisa menahan tawanya

    mendengar percakapan ke dua orang yang saling memahami itu. Yang satu aneh yang

    satunya selalu menggangap keanehan tuannya sesuatu yang harus di lindungi. Jadi

    dia benar-benar tahu harus melakukan apa.

    “ pak sopir siapa nama anda?”

    Daniah ingin ikut main drama.

    “ Jangan bicara dengannya.” Memeluk

    tubuh Daniah semakin erat. “ Aku tidak mau kamu bicara dengan orang asing.”

    Bagaimana aku bisa terlibat dengan

    dua orang aneh ini si.

    Mobil memasuki area parkir mall.

    Akhir pekan semakin ramai. Terlihat dari antrian di pintu masuk. Daniah dan

    Saga turun dari mobil. Memasuki pintu mall. Ramai sekali pengunjung. Mereka terlihat

    gembira. Ada yang saling bergandengan tangan.  para orang tua yang sibuk berteriak pada

    anak-anak mereka agar tidak lepas dari pengawasan. Daniah pun demikian,

    mengandeng tangan Saga erat. Memakai topinya dan  menarik nafas panjang.

    Kencan pertama ku dengan suamiku.

    BERSAMBUNG

Novel