Chapter 148 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 148

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-18

Jadwal konsultasi ke rumah sakit

    sudah ditetapkan. Sekertaris Han memberi tahukan melalui pesan singkat, sesaat

    setelah Daniah turun dari mobil diarea parkir rukonya, dia bahkan belum masuk

    ke dalam ruko. Leela sudah mengajaknya langsung pergi lagi, begitu dia

    mendapati pesan yang sama di hpnya.

    Kenapa dia tidak memberi tahu

    dirumah tadi si, dia pasti sengaja. Sepertinya keduanya terlihat mengerutu

    dalam hati masing-masing, sambil masuk ke dalam mobil. Leela sudah membawa

    kembali mobilnya, melintas di jalan raya saat sebuah pesan masuk lagi ke hp milik Daniah.

    “ Apa anda mau tuan muda menemani?”

    pesan dari sekertaris Han, langsung membuat Daniah panik. Membayangkan saja dia

    sudah bisa memprediksi akan seheboh apa kunjungannya ke dokter kalau sampai

    tuan Saga juga ikut.

    “ Tidak!”

    Daniah sengaja membumbui dengan

    tanda seru. Baginya konsultasi dan pemeriksaan hari ini sudah cukup

    menegangkan. Tidak mau ada Saga di sampingnya yang tentunya hanya akan membuat

    semuanya menjadi penuh tekanan. Diapun berfikir, kalau ada apa-apa dengan

    tubuhnya, dia tidak tahu bagaimana harus menghadapi kemarahan suaminya saat itu juga. Pil

    kontrasepsi kembali terngiang, membuatnya benar-benar yakin untuk pergi

    sendiri. Paling tidak dia bisa menyiapkan diri dengan segala kemungkinan.

    Aaaaa, periksa kehamilan nanti diapain

    aja ya. Kenapa aku merasa cemas begini.

    Sepanjang perjalanan Daniah

    tengelam dalam kecemasannya sendiri. Saat mobil sudah sampai di area parkir.

    “ Leela kenapa dokter Harun sudah

    ada di depan pintu? Dia tidak datang menyambut kitakan?” bukankah terlalu

    berlebihan sampai di sambut begini. Terlebih lagi di sampingnya juga berdiri

    dua orang wanita. Tidak tahu statusnya siapa.

    “ Tidak nona, dia hanya menyambut

    nona.” Leela keluar dari mobil untuk membukakan pintu, tapi Daniah lebih cepat,

    sebelum gadis itu berjalan memutar dia sudah keluar dari mobil.  Saat melihat Daniah turun dari mobil dokter

    Harun berjalan mendekat. Dia sudah tersenyum sepanjang langkahnya. Laki-laki

    itu memang terlihat selalu bahagia, setiap kali Daniah bertemu. Dalam situasi

    apapun.

    “ Kakak ipar selamat datang, senang

    bertemu denganmu lagi.” Dokter Harun sudah  berjalan mendekat, bahkan ingin  memeluk Daniah.

    Karena antusiasnya. Tapi secepat kilat Leela sudah menghadang langkah kakinya.

    Kedua wanita yang berdiri dibelakangnya terlihat menahan senyumannya.

    “ Silahkan tunjukan kami jalannya

    dokter.” Tersenyum penuh ancaman. “Tidak perlu terlalu banyak basa-basi.”

    Keduanya terlihat sangat akrab. Leela bahkan bicara dengan bahasa yang cukup

    santai. Berbeda sekali ketika bicara dengan sekertaris Han sekalipun yang

    merupakan saudaranya sendiri. Daniah memperhatikan tingkah keduanya.

    “ Cih, aku tidak menyapamu. Aku

    menyapa kakak ipar.” Menatap Leela kesal, langsung memalingkan wajah, dan

    kembali senyum sejuta wattnya dia berikan khusus untuk Daniah.

    “ Jangan panggil nona dengan

    sebutan itu, tuan muda tidak akan suka mendengarnya.” Seperti biasanya, Leela

    bersikap sekaku protokoler.  Dokter Harun

    memutar kepalanya berkeliling area parkir. Lalu mengangkat bahu dan mengejek

    sinis.

    “ Saga tidak ada, jadi berhentilah

    bicara. Minggir sana”

    “ Saya akan mengadukan pada tuan

    muda.”

    “ Hei, bisa tidak kau kendurkan

    sedikit gayamu itu. Serigala galak.” Mendorong lengan Leela agar minggir.

    Sementara Daniah dan kedua wanita di belakang dokter Harun menonton

    pertengkarang mereka dan tidak bisa menahan gelak. Seperti bocah yang

    memperebutkan perhatian kakak mereka. Dan anehnya Daniah merasa kedua wanita

    itu sangat memaklumi. Seperti tahu sedekat apa hubungan mereka berdua.

    “ Kakak ipar.” Kembali pada Dania, tidak mengubris pandangan sebal leela.

    Dia meminta Daniah untuk mengikutinya.

    “ Jangan panggil nona seperti itu.”

    Berkata dengan setengah berteriak.

    “ Sudahlah Leela.” Akhirnya Daniah

    melerai, sesungguhnya dia merasa senang, untuk pertama kalinya dia melihat

    sikap Leela selayaknya manusia normal. Ternyata gadis ini bisa bersikap

    kekanakan seperti ini ya gumamnya.

    Dokter Harun merasa menang karena

    dibela, lihat wajah sombongnya itu saat berdiri di samping Daniah. Leela

    tersenyum kecut mengikuti dari belakang.

    “ Dokter, ini hanya pemeriksaan

    biasakan. Aku merasa agak sedikit cemas.” Daniah mengatakan apa yang dia

    rasakan. Berharap setelah mengatakan bisa mengusir perasaan itu. Tapi tetap

    tidak ternyata.

    “ Jangan cemas kakak ipar. Kita cuma

    akan cek up kesehatan biasa, gak akan diapa-apain. Hei Leela kamu mau cek up

    juga? Aku kasih diskon 99 persen deh.” Meledek Leela lagi.

    Leela mendelik kesal. “ Aku

    benar-benar akan mengadukan mu pada tuan muda.” Ancamnya juga.

    “ Cih, dasar serigala galak.”

    Mereka masuk ke dalam rumah sakit.

    Saat bertemu beberapa orang terlihat mereka menyapa dengan sopan dokter Harun.

    Lalu mereka berjalan menuju bagian kandungan dan anak. Terlihat beberapa ibu

    yang sudah hamil besar sedang duduk di temani pasangan mereka masing-masing. Wajah

    mereka terlihat penuh suka cita. Suami mereka berusaha menenangkan dengan

    mengelus perut istrinya, sambil bicara dengan mendekatkan wajah mereka keperut istrinya. Berkomunikasi dengan calon buah hati.

    Lucunya, membayangkan tuan Saga

    melakukan itu. Daniah terlihat tersenyum tipis membayangkan, namun segera

    tersentak mendengar perkataan dokter Harun lagi, yang ditujukan untuk Leela.

    “ Berhenti!” Tangan Harun menyilang

    menahan Leela, sementara dua wanita yang mengikutinya tadi sudah masuk ke dalam ruangan. “

    serigala galak dilarang masuk.” Mengetuk pintu yang sudah terbuka tiga kali.

    “ Aku harus menemani nona.”

    “ Tidak, aku dokter penanggung

    jawab rumah sakit ini. Melarangmu masuk.” Harun menunjuk id yang menempel

    di bajunya, sekaligus menunjukan statusnya di rumah sakit ini. “Apa kamu! Tunggu

    di ruang tunggu sana!” menunjuk deretan kursi yang juga banyak orang yang sedang

    menunggu.

    Leela terlihat sangat kesal, sudah

    seperti ingin menendang kaki dokter Harun. Kalau tidak sedang di rumah sakit,

    dia pasti sudah baku hantam dari tadi.

    “ Tapi aku dibawah perintah

    langsung pemilik rumah sakit ini. Untuk berada di samping nona dalam situasi

    apapun.” Menunjukan hpnya. Nomor pribadi Saga. “Mau ku telfon tuan muda

    sekarang?”

    Harun langsung masam mendengar

    jawabab leela. Wanita di hadapannya ini memang sekaku kawat jemuran baju. Tapi

    membiarkan dia masuk pasti dia akan berulah di dalam pikirnya. Padahal dia

    sudah senang saat tahu Saga tidak menemani. Ternyata yang menemani Daniah tidak

    kalah merepotkan daripada Saga.

    “ Dokter, biar Leela masuk juga

    ya?” Daniah menarik tangan Leela. “ Nanti sekalian dia bisa di cek up juga.” Melerai

    pertengkaran tidak berkesudahan. Sampai dititik ini Daniah sangat penasaran,

    sebenarnya hubungan kedua orang ini apa si.

    Tunggu, jangan-jangan dokter Harun

    ini suami Leela?

    Daniah yang digelitiki penasaran

    ingin segera bertanya, tapi tidak punya kesempatan.

    “ Baiklah, tapi berhenti menggangu.

    Kau harus duduk diam dan melihat saja. Apapun yang terjadi di dalam jangan

    bergerak dan melakukan apapun. Janji!” berteriak sambil menuding tangannya ke

    wajah leela. “ Angkat tanganmu dan bersumpah!” seperti bocah yang butuh

    jaminan. Leela menurut megangkat tangannya dan mengikuti sumpah yang diucapkan

    dokter Harun.

    Ya Tuhan mereka ini lucu sekali,

    jangan-jangan dokter Harun ini benar-benar suami Leela.

    “ Asalkan tidak ada yang membahayan

    nona di dalam aku akan diam saja.” Setelah selesai membaca sumpahnya.

    “ Memang akan ada bahaya apa? ini

    Cuma cek up kesehatan.” Masih menuding tajam.

    “ Pura-pura tidak tahu, kamu itu

    yang paling bahaya.” Leela menatap Daniah. “ Nona, dokter Harun ini biarpun

    jomblo tapi dia playboy. Jangan percaya kata-kata.”

    Yaaa, ternyata bukan suaminya Leela

    ya. Lantas hubungan kalian apa si. Saking penasarannya dengan mereka berdua,

    Daniah tidak merasa, kalau kecemasannya sudah nyaris menghilang.

    “ Cih, kau bahkan jatuh cinta pada

    playboy kelas kakap.” Mengejek lagi.

    “ Criss sudah berubah.” Menjawab

    tegas, seperti membela suaminya.

    Ohhh jadi suami leela namanya

    Criss. Daniah masih sibuk menduga-duga juga.

    “ Ia, ia. Ayo kakak ipar masuk.

    Jangan perdulikan Leela.”

    Pemeriksaan kesehatan berjalan  lancar. Seorang dokter wanita dan perawat

    membawa Daniah menuju sebuah ruangan untuk pemeriksaan USG. Leela mengikuti.

    Sementara dokter Harun dan seorang dokter laki-laki yang sudah terlihat cukup

    umur menunggu di ruangan yang lain. Perawat menaruh cairan bening di perut

    Daniah, lalu dengan sebuah alat dokter wanita mulai memeriksa. Secara sederhana

    dokter wanita itu menjelaskan bagaimana kondisi Daniah. Gadis itu hanya

    mengangukan kepala, sambil menatap layar di depannya.

    “ Kondisi rahim nona bagus. Dokter Harun

    sudah mengatakan kalau nona pernah minum pil kontrasepsi ya?”

    “ Ia dok, apa itu berpengaruh ya?”

    “ Sejauh ini tidak. jangan cemas, nanti

    nona bisa minum vitamin untuk memulihkan kesuburan. Semua baik-baik saja.” Dokter wanita itu menepuk tangan Daniah lembut. Meyakinkan.

    Daniah merapikan pakaiannya lagi,

    lalu keluar ruangan. Sementara dokter wanita tadi menyusul selang beberapa lama

    sambil membawa kertas laporan hasil USG. seperti biasa penjelasan mendetail di sampaikan. Yang ditangkap Daniah adalah semua baik-baik saja.

    Terlihat Daniah menarik nafas lega, walaupun rasa kuatir yang ntah datangnya dari mana ini belum sepenuhnya pergi. Tapi tidak separah saat dia datang tadi.

    " Kakak ipar jangan cemas, kakak ipar bisa memberiku keponakan sebanyak yang kakak ipar mau." Dokter Harun mengedipkan mata dan tertawa jenaka. Mereka sudah keluar dari ruang pemeriksaan dan kembali ke area parkir. " Pergilah bulan madu dan bersenang-senang." Daniah langsung malu sendiri mendengarnya.

    Apa! dia tahu tentang bulan madu.

    " Bersemangat kakak ipar!"

    " Sudah minggir sana!" Leela mendorong tubuh dokter Harun. "Memang dokter gak punya kerjaan apa?"

    " Serigala galak datang!"

    Sekali lagi sebelum berpisah, Daniah melihat drama pertengkaran bocah. Leela benar-benar terlihat seperti gadis normal pada umumnya.

    Bersambung

Novel