Chapter 173 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 173

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-27

Kode Zero, siaga satu. Rumah sakit kota mendapat panggilan darurat yang membuat semua petinggi RS kalang kabut.

    Tim kesehatan langsung di

    terbangkan dengan helikopter menuju pulau XX. Tempat dimana Daniah dan Saga

    berbulan madu. Pulau yang menjadi sentra wisata kota XX. Dokter perempuan yang

    di rekomendasikan Harun mendapatkan tugas pertamanya. Dengan paniknya dia

    menjawab saat mendapat telfon untuk berada di pulau dalam hitungan menit. Kode

    zero, darurat. Istri tuan Saga terluka. Begitu instruksi dan informasi gawat

    yang di sampaikan padanya. Sepanjang helikopter mengudara wajahnya sudah

    terlihat pias. Pesan yang dia kirim pada dokter Harun dibalas santai oleh

    dokter muda itu.

    Dia menatap layar hpnya serius, meyakinkan diri kalau pesan itu memang ditulis oleh dokter Harun sendiri. Jelas-jelas ini dari nomor pribadinya.

    Tapi kenapa jawabannya santai begini!

    “ Tarik nafasmu dalam, tenanglah, semua baik-baik saja. Anggukan

    saja kepalamu dan ladeni  semua kemauan

    tuan Saga, Jangan membantahnya atau berargumen di depannya,  semua pasti baik-baik saja.” Pesan itu sama sekali tidak membuat

    kepanikannya hilang. Dia masih saja menebak-nebak dan berspekulasi apa yang

    terjadi pada istrinya tuan Saga. Segawat apa situasi yang akan dia hadapi

    nanti.

    Sementara di tempat yang jauh di

    sana Harun melemparkan hpnya ke meja. Bersyukur karena dia tidak ikut. Dia bisa

    menebak apa yang terjadi di sana. Bagi Saga, kuku jari istrinya tergores saja

    sudah bisa jadi kode zero yang membuat seisi rumah sakit panik.

    Terimakasih Tuhan, walaupun

    setumpuk pekerjaan di RS ini, jauh lebih baik. Daripada ngiler melihat pasangan

    di mabuk cinta itu.

    Jiwa jomblo dokter Harun mengeliat.

    Kembali ke keadaan genting di

    pulauXX,  Sebuah ruangan langsung di

    sulap menjadi kamar perawatan VVIP. Tempat tidur diganti, seprei dan semua yang

    ada di ruangan sudah berganti rupa, semua baru. Beberapa vas bunga denga  bunga asli aneka rupa sudah menghiasi beberapa

    sudut ruangan. Mereka bergerak cepat. Beberapa orang hilir mudik memeriksa,

    apakah ruangan perawatan sudah sempurna. Dan bisa di tempati.

    Dan sekarang setelah melalui kekacauan, Daniah sudah menempati ruangan tersebut.

    Saga di sampingnya duduk bersandar di tempat tidur. Wajahnya terlihat sangat

    kuatir.

    “ Sayang, aku tidak apa-apa.

    sungguh. Lihatlah” Menepuk sekujur tubuhnya pelan dengan tangannya. “ Yang terluka Aran.” Daniah

    berusaha menenangkan suami di sampingnya. Wajah Saga terlihat tegang. Rasa

    marahnya, dan kobaran api yang tadi terlihat saat kedatangannya  sudah mulai memudar. Berganti rasa kuatir. Tapi dia tetap tidak mau mendengarkan penjelasan Daniah sedikitpun.

    “ Diamlah, biarkan dokter

    memeriksamu.”  Meraih tangan kiri Daniah

    dan mengengamnya kuat. Menciumnya berulang.  Dokter wanita pengganti dokter Harun yang sepanjang perjalanan tadi

    panik terlihat mulai bisa bernafas lega. Sepertinya apa yang dikatakan dokter

    Harun benar adanya. Gumamnya pelan. Dia hanya harus mengikuti kemauan tuan Saga dan

    menggangukan kepala saja. Dia mulai pemeriksaan,  memeriksa semua bagian vital Daniah. Denyut

    jantung, tekanan darah, mata, telinga, lidah. Bagian tubuh yang kasat mata. Dan

    memang tidak menemukan ada luka sedikitpun. Bahkan sekecil apapun.  Pasien yang sedang terbaring di ruangan paling

    besar di klinik ini dalam keadaan sehat walafiat. Bahkan satu goresan sedikitpun

    tidak ada.

    Lalu kode zeronya ini apa! Para

    petinggi rumah sakit sudah gempar tadi.

    Dokter perempuan itu berusaha

    menahan tawanya membayangkan wajah para petinggi rumah sakit yang sudah kalang

    kabut dan menyiapkan fasilitas VVIP di rumah sakit. Kalau istri tuan Saga perlu

    di rujuk ke RS.

    “ Istri tuan baik-baik saja. Tidak

    ada tanda-tanda luka atau goresan di kulit. Semuanya baik-baik saja.”

    Hah! Jadi pengakuan cintanya di tv

    benar-benar tidak main-main. Dia benar-benar mencitai istrinya. Tadinya kupikir itu hanya kerjaan media menaikan rating.

    “ Baiklah. Terimakasih sudah

    melakukan pekerjaanmu dengan baik. Sekarang keluarlah!” Saga bahkan bicara

    tidak mengalihkan pandangan matanya. Masih menyentuh pipi merah istrinya yang

    menahan malu tidak terkira.

    Aaaaa, aku pasti dianggap gila oleh

    dokter cantik ini. Tuan Saga yang gila bukan aku dokter. Akukan sudah bilang

    tadi kalau aku baik-baik saja.

    “ Baik tuan, saya permisi sekarang. Untuk nona,

    silahkan istirahat.” Dokter perempuan itu menganggukan kepalanya memandang Daniah.

    “ Ia dokter. Terimakasih, maaf

    sudah merepotkan.” Daniah yang menjawab karena Saga tidak terlihat akan membuka

    mulutnya.

    Dokter perempuan itu menganguk lalu

    undur diri. Dia tidak bisa menahan senyumnya saat sudah berbalik dan melangkah

    pergi menuju pintu keluar.

    Daniah yang fenomenal itu. Aku

    melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Sungguh beruntung sekali nona dirimu.

    Pintu tertutup, dia menarik nafas dalam. Lega. Dia mengangukan kepala pada dua

    pengawal yang sedang duduk di depan ruangan. Lalu salah satunya mengistruksikan

    agar dirinya mengikuti. Dokter perempuan itu tidak banyak bicara dan mengikuti

    saja langkah pengawal di depannya menuju ruang istirahat sebelum kembali ke rumah sakit.

    Dia melihat hpnya. 20 panggilan tidak terjawab dari rumah. Pesan masuk yang jumlahnya puluhan juga dari pihak rumah sakit. Dia tertawa sendiri sambil terus melangkah mengikuti salah satu pengawal yang membawanya.

    Sementara itu di dalam ruangan.

    Wajah tegang dan panik Saga sudah berangsur menghilang. Dia terlihat sangat lega sekarang. Tapi sekarang

    giliran Daniah yang panik.

    “ Kemarilah!” sudah ikut duduk di

    tempat tidur. Mendorong kursi yang dia duduki tadi menjauh.

    “ Sayang, kau mau apa?" Berteriak terkejut dengan tindakan tiba-tiba Saga. " kenapa menarik

    bajuku? Lepaskan!” Berusaha melawan sekuat tenaga. Sambil mengoyangkan tangannya. Dan meraih bantal kepelukannya.  Menepis tangan Saga, karena suaminya

    benar-benar tidak tahu situasi.

    Inikan ruangan perawatan, bahkan

    para pengawalmu ada di luar. Kalau mereka tiba-tiba masuk bagaimana!

    “ Aku mau memeriksa tubuhmu. Apa

    ada yang terluka atau tidak.” Sudah berhasil menarik lepas pakaian Daniah.

    “ Dokter sudah memeriksanya tadi.

    Aku baik-baik saja.” Masih berusaha menahan tangan Saga. Yang mustahil bisa dia

    lawan.

    “ Aku mau memeriksanya sendiri.

    Sudah diam!” Suara Saga sudah tidak selembut saat dia panik tadi. Sudah kembali

    normal seperti biasa. Ketus dan sok berkuasa. Tidak bisa di bantah sama sekali.

    Tapikan tidak perlu melepas baju

    juga kaliiii!

    Daniah menyerah, pemeriksaan

    kesehatan bukan oleh ahlinya dilakukan.  Setiap inci bagian tubuh Daniah tidak luput dari pemeriksaan, dibumbui

    dengan kecupan di sana sini. Sepertinya tindakan di luar kegiatan mediklah yang jauh lebih banyak di lakukan Saga.

    “ Sayang, kau sudah memeriksa

    bagian itu dua kali.”

    Lagi pula akukan tidak mungkin

    terluka di bagian itu juga!

    “ Benarkah?” Tidak perduli yang

    diucapkan Daniah dan masih melanjutkan apa yang dia lakukan.

    Aaaaaa.

    Selesai sudah hasil pemeriksaan oleh dokter dadakan. Dia sudah merasa

    puas kalau istrinya benar-benar baik-baik saja. Dia menjatuhkan tubuh berbaring

    di samping Daniah. Melingkarkan tangan. Menempelkan pipi kiri Daniah ke bibirnya.“

    Maafkan aku.”

    Kenapa kalau dia minta maaf aku

    malah takut si. Karena biasanya akan muncul aturan-aturan aneh setelahnya.

    “ Seharusnya aku tidak membiarkanmu

    pergi. Seharusnya kau tetap ada di bawah pandanganku.”

    Nahkan, benarkan, jangan buat peraturan aneh-aneh lagi.

    “ Aku benar-benar tidak apa-apa

    sayang.” memandang wajah suaminya hangat. " Sungguh aku baik-baik saja. Aran dan dua pengawalmu benar-benar melindungiku dengan baik. Aran sampai terluka begitu."

    Ayo fokus pada mereka saja Daniah, jangan membahas kak Haksan. Aku tidak pernah melihatnya berteriak semarah itu tadi. Dan itu membuatku benar-benar merinding.

    “Kau mau aku melakukan apa pada

    laki-laki itu?”

    Bagaimana ini, kalau aku bilang

    untuk melepaskannya bagaimana kalau tuan Saga malah semakin murka.

    " Aku mungkin saja sudah membunuhnya kalau Han tidak menahanku tadi."

    Benarkan, aaaa, aku tidak berani bicara apapun.

    " Maaf, maafkan aku membuatmu kuatir." Akhirnya hanya mengatakan itu sambil memeluk Saga. mendekatkan wajahnya lebih dekat. "Terimakasih sudah datang, aku benar-benar senang melihatmu tadi." Senyum yang muncul di wajah Saga melegakan hati Daniah.

    " Niah, berjanjilah satu hal padaku." Membelai pelan kepala istrinya.

    " Apa?" Daniah mendongakan wajahnya.

    " Jangan sampai terluka. Karena aku tidak tahu apa yang bisa kulakukan pada orang yang melukaimu."

    Daniah bahkan tidak berani menjawab apapun. Dia hanya memeluk Saga lebih erat lagi.

    " Sayang hentikan." Keharuan itu langsung pecah saat tangan mulai tidak bisa dikondisikan.

    Bersambung.....

Novel