Chapter 178 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 178

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-07-23

Saga hanya menyeringai sambil

    memberikan hpnya pada Han. Karena Ken belum berhenti bicara di sebrang sana.

    Tapi dia sudah malas mendengarkan.  Kemampuan bicara laki-laki itu memang diluar

    batas kemampuan normal laki-laki bicara. Karena banyak maunya terkadang Saga

    hanya mengiyakan supaya urusannya dengan Ken cepat selesai. Bicaranya itu

    selalu jadi senjata meluluhkan Saga kalau Ken punya sejuta kemauan.

    “ Han jangan biarkan si gila itu

    sampai datang ke vila. Tendang saja dia kalau sampai dia berani menampakan diri

    dan masuk ke gerbangnya saja.”

    Huh! Dia tidak mungkin muncul di

    vila kecuali membawa tameng hidup istrinya tuan.

    Han tahu strategi licik Keanu

    menghadapi Saga, selain memakai mulutnya yang banyak bicara dia selalu

    mengandeng istrinya. Sebagai senjatanya memohon.

    “ Baik tuan.”

    Setelah selesai membahas Ken, pandangannya

    Saga beralih menatap laki-laki yang sedang tertunduk dan menahan sakit.

    Pandangan mata mereka bertemu saat Haksan mengangkat kepalanya, lalu dalam

    sekejap dia langsung menundukan kepalanya lagi.

    Apa yang harus kulakukan sekarang?

    Bagaimana Niah bisa menikah dengannya. Lagi pula siapa yang akan percaya kalau

    Daniah menikah dengan laki-laki berkuasa sepertinya.

    Tubuh Haksan semakin lunglai saat

    dia melihat laki-laki di belakang tuan Saga. Dia sekertaris itu, yang

    menghajarnya tanpa ampun tadi. Bahkan sedikitpun Haksan tidak melihat rasa

    belas kasihan laki-laki itu dimatanya. Dia merintih lagi. Menahan sakit.

    Kenapa malah dia yang murka tadi!

    Semua rasa penasarannya sudah tidak

    berarti lagi. Hanya satu hal yang penting sekarang. Bagaimana dia bisa

    menyelamatkan diri dari situasi ini. Luka-lukanya memang diobati. Jadi dia

    berfikir kalau tuan Saga tidak akan melenyapkannya tanpa jejak. Haksan dan para

    anak buahnya sudah bernafas lega tadi, saat Saga dan yang lainnya meninggalkan

    kafe membawa Daniah dan yang lainnya.

    Tapi kenapa mereka kembali! Tanpa

    Daniah lagi.

    “ Selain rambut, bagian mana kau

    berani menyentuh Daniahku?” Pertanyaan tuan Saga sudah tidak ada niatan ingin

    di jawab Haksan. Kalau Haksan menjawab dia tahu dia bisa lebih parah dari ini.

    Tapi kalau dia diam dia tahu dia tidak akan selamat juga.

    “ Tidak tuan, saya tidak menyentuh

    Daniah sama sekali.”

    Benarkan? Aku tidak menyentuh

    Daniah kecuali ujung rambutnya saja.

    “ Beraninya kau menyebut nama

    istriku.” Suara Saga lebih meninggi. Membuat tangan Haksan terjatuh lunglai.

    “ Maaf tuan, maafkan saya.” Hanya

    itu yang bisa dia ucapkan.  “Maafkan kami

    tuan yang bodoh ini.” Haksan tidak tahu harus memakai istilah apa untuk menyebut

    kebodohannya.

    Kenapa kau bisa menikah dengan

    laki-laki ini Daniah!

    “ Tapi nona menyentuh tangan

    laki-laki ini tuan.” Pengawal yang mengikuti Daniah membuka suara. Membuat

    Haksan  tersambar petir. Wajah Saga tadi

    yang sudah melunak tiba-tiba menjadi dingin lagi mendengar apa yang dikatakan

    pengawalnya. Dia mendesah sambil menendang udara di depannya. Tapi seakan kaki

    itu menyentuh wajahnya, pipi Haksan terasa nyeri menusuk.

    Habislah kau, kami saja hanya bisa

    melihat nona tidak lebih dari tiga detik. Tapi kau memelototi nona berapa lama

    tadi. Pengawal berhati dengki sedang laporan. Melihat wajah takut Haksan

    membuatnya sedikit terhibur. Hingga dia benar-benar puas melaporkan apa yang

    dilihatnya tadi.

    “ Niahku menyentuhmu? Jawab! “

    Botol minuman dingin yang ada di atas meja sudah melayang mengenai wajah

    Haksan. Laki-laki itu menjerit menahan sakit.

    “ Tidak tuan, itu tidak benar.” Merintih.

    Mengusap air yang memercik di wajahnya. Air dalam botol tumpah bahkan mengenai

    ujung sepatu Saga.

    Daniah menepis tangan saya itu baru

    benar. Sialan kau pengawal! Menatap kesal pada pengawal yang memberi laporan.

    Dia laki-laki yang memberikan tendangan telak di perutnya tadi. Kau sengaja

    melapor di saat beginikan! Memaki lagi.

    “ Dia juga meminta nona untuk

    menghabiskan malam dengannya tuan.” Seperti tidak terusik dengan rintihan dan

    tatapan penuh kebencian Haksan. Dia melanjutkan laporan mematikannya lagi. Dia

    benar-benar merasa kesal saat menahan diri tidak memukul Haksan tadi. Dan

    inilah saat pembalasan dendam yang setimpal pikirnya.

    “ Tidak tuan, saya tidak melakukan

    itu.” Haksan kembali menatap pengawal yang bicara. Dia melihat senyum tipis

    laki-laki itu seperti mengejeknya.

    Aku akan membunuhmu nanti sialan!

    “ Padahal nona sudah mengatakan

    kalau dia sudah menikah dengan anda tuan, tapi laki-laki ini tidak percaya dan

    menertawakan nona.” Melanjutkan lagi kalimatnya saat matanya melihat sorot

    geram milik Haksan.

    “Tidak tuan, tidak.” Dan kalimat

    Haksan menguap tidak terdengar di telinga Saga.

    Saga tidak bisa menahan dirinya

    lagi. Tangannya yang geram terkepal. Dia bangun mendekati Haksan.  Dan tidak selang lama, Haksan sudah mulai

    menjerit memohon.

    “ Kau minta Daniahku untuk apa!”

    “ Tidak tuan saya”

    “ Niahku bahkan mendengar kata

    menjijikan itu dari mulutmu hah!”

    “ Tidak tuan. Ampuni kami.” Haksan

    jatuh ke lantai.

    Seharusnya anda diam tuan, semakin

    anda banyak bicara semua akan salah di depan tuan muda. Han hanya mengelengkan

    kepala. Tidak ingin mencegah atau menahan Saga kali ini. Karena dia sendiri

    merasa kesal dengan fakta terakhir yang dilaporkan pengawal Daniah.

    Han pergi meninggalkan ruangan

    pengadilan Saga menuju ruang ganti, dimana para pelayan kafe menunggu seperti

    perintahnya. Mereka langsung bangun saat pintu berderik terbuka.

    “ Kalian bisa pulang sekarang, akan

    ada petugas keamanan yang datang membereskan semuanya. Kalau mereka perlu saksi

    mereka akan menghubungi kalian, kalian tahukan harus bicara apa?”

    Mereka bertiga saling pandang.

    “ Kalau bos kalian yang menggangu

    nona kami lebih dulu. Dia memukul dan main keroyokan duluan. Tuan muda kami

    hanya memberinya sedikit pelajaran karna sudah menggangu istrinya. Dia tidak

    mati kok.”

    Ketiganya menelan ludah. Melihat

    wajah bos mereka tadi. Apa itu masih dibilang sedikit.

    “ Ba, baik tuan. Pak Haksan memang

    sering begitu dengan perempuan. Saya bahkan pernah di lecehkan Juga.” Salah

    satu pelayan wanita menjawab takut-takut. Wajahnya malu sebenarnya. “Tapi kami

    hanya pelayan dan tidak berani melakukan apa-apa.”

    “ Aku juga, dia pernah menyentuh

    pahaku.” Yang satunya menjawab sambil meremas tangannya takut dan malu.

    “ Aku juga.”

    Cih, habislah kau keparat gila. Kau

    benar-benar tidak tahu malu memanfaatkan pekerjaanmu.

    Di Antarna Group kalau ada pimpinan

    yang sampai melakukan tindakan pelecehan pada karyawan wanita, maka tamatlah

    sudah karir dan hidupnya. Itu adalah salah satu poin kesalahan yang tidak

    termaafkan bagi presdir Antarna Group. Sebesar dan setinggi apapun posisinya di perusahaan.

    " Kalian bisa melaporkan pelecehan yang kalian lakukan. Jangan kuatir pengacara Antarna Group akan menghubungi kalian. Jebloskan saja bos kalian ke penjara seumur hidup kalau perlu."

    Mereka bertiga bersitatap. Masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan laki-laki di depannya ini.

    Ini bukan karena dendam pribadi pada bos dia membantu kitakan? Pikiran bertiga mereka bersamaan saat melihat Han meninggalkan ruangan ganti.

    bersambung

Novel