Chapter 49 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 49

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Formasi makan malam hari ini

    berubah. Ibu mengeser tempat duduknya supaya Helena bisa berdekatan dengan kursi

    Saga. Selepas keluar dari ruangan kerja Saga tidak bicara apapun, Helena hanya

    mengikutinya dari belakang. Juga tidak bicara kecuali dengan ibu dan adik ipar.

    Daniah berusaha menebak lewat sorot mata laki-laki itu, tapi sial, dia

    benar-benar susah dicari tahu isi hatinya.

    Daniah yang sudah mau mengambilkan

    lauk, mengantung sendoknya tepat di depan piring Saga. Helena sudah lebih

    cepat, dia sudah meletakan lauk dan sayur ke dalam piring Saga. Ibu tersenyum

    senang dan menepuk bahunya.

    “ Ayo Helen juga makan yang

    banyak.” Tersenyum seperti memenangkan hadiah lotre undian pertama. Begitu juga

    Helena, tersenyum malu-malu.

    Daniah meletakan lauk yang tadi

    akan ia letakan di piring Saga ke piringnya sendiri. Lalu mulai makan.

    Kenapa aku sekarang berfikir Helena

    agak sedikit jahat ya. Baiklah, dia memang wanita yang dicintai Tuan Saga. Tapi

    bukankah aku ini istrinya, ya, istri yang cuma seperti pembantu si. Tapi paling

    tidak bukankah dia seharusnya sedikit saja berempati padaku. Aku ada

    di hadapannya lho.

    “ Hei.”

    “ Ia suamiku.” Terkejut karena sedang memikirkan banyak hal.

    “ Ambilkan ikan pedas.” Saga menunjuk piring ikan pedas yang ada di depannya.

    “ Biar aku yang ambilkan.” Helen

    sudah menyentuh sendok di piring ikan pedas. Tangannya terhenti ketika Saga

    bicara lagi.

    “ Tidak dengar aku menyuruhmu apa?” Saga menatap Daniah.

    “ Eh, ia.”

    Helena melepaskan sendok di piring

    ikan pedas. Lalu dengan tertunduk ia menghabiskan makanannya lagi. Ibu dan adik

    ipar saling lirik, tapi menahan diri untuk bicara. Mereka tentu mencari

    keselamaatan diri masing-masing. Daniah mengambilkan lauk yang diminta.

    Perasaannya sedikit merasa tidak enak.

    Aku bukannya mau mengambil

    kesempatan Helena, tapi dia yang menyuruh, kalau aku tidak menurutinya aku yang

    mati. Maafkan aku ya.

    Mereka sejenak makan dalam pikiran masing-masing.

    Sial! Lihat dia masih bisa

    tersenyum. Padahal aku membawa wanita lain masuk ke ruang kerjaku. Jangankan

    cemburu sepertinya dia sama sekali tidak sedih. Sialnya kenapa ini membuatku

    semakin kesal saja. Saga

    Kenapa tuan Saga begitu ya? Apa dia

    sedang membalas kepergian Helena. Cih, pendendam sekali. Seharusnya kau

    memperlakukannya dengan baik, jelas-jelas masih suka. Apa dia ingin Helena

    berlutut dan memohon. Benar-benar, waktu itu akukan berlutut sambil mencengkram

    kakinya. Apa perlu kuberitahu Helena. Walaupun sepertinya dia bukan gadis

    seperti malaikat hatinya, tapi akukan harus baikin dia untuk menjalankan misi.

    Daniah

    Saga aku akan kembali merebutmu.

    Coba lihat gadis ini, benar-benar bukan seleramukan, kamu menikahinya memang

    hanya untuk membalasku. Helena

    Ibu memecah kesunyian.

    “ Saga, Helen boleh menginapkan?”

    “ Ibu saya pulang.” Helena

    menyentuh lengan ibu. Karena sepertinya akan memalukan kalau sampai Saga

    menolak.

    “ Terserah.” Saga meletakan

    sendoknya, menatap Daniah yang masih mengunyah dan belum selesai makan. “ Ikut

    aku!”

    Daniah sudah panik sendiri, dia

    melihat semua orang yang ada di meja makan. Sambil mengangkat bahu. “hehe, maaf

    saya permisi dulu. Selamat malam semuanya.” Dia bangun lalu menyusul Saga yang

    sudah menaiki tangga. “ Padahal aku belum selesai makan.”

    Di meja makan, Helena menitikan

    airmata setelah Saga pergi meninggalkannya.

    “ Maaf ya bu, aku membuat semua

    jadi canggung.” Gadis itu mengusap airmatanya.

    “ Helen, berusahalah lebih keras.

    Kamu tahukan kalau Saga masih sangat mencintaimu. Dia hanya sedang marah

    memohonlah.” Ibu menepuk bahu gadis itu agar lebih kuat.

    “ Benar kak, kak Saga masih sangat mencintai kak Helen.” Sofia menimpali.

    “ Kalau tidak , gak mungkinkan Danau hijau dibangun seperti sekarang.” Jenika juga mencoba menghibur.

    “ Kak Helen lihat beritanyakan, gimana danau hijau sekarang.”

    “ Benar Helen. Berusahalah, memohonlah padanya. Kalau perlu berlututlah di kakinya supaya dia mau

    memaafkanmu.”

    Helena jemarinya dibawah

    meja. Benarkah dia memang masih punya kesempatan untuk kembali merebut hati

    Saga.

    Dengan wajah kemenangan dia masuk

    ke dalam ruangan kerja Saga, tadi dia sempat melihat wajah terkejut Daniah. “

    Apa kau pikir dengan wajah seperti itu bisa mengalahkanku. “ Dia membawa nampan

    berisi buah. Saga duduk di sofa yang ada di dekat rak buku. Terdiam.

    “ Saga.” Helena meletakan nampan di

    meja lalu duduk di samping Saga, dia melingkarkan tangannya di lengan laki-laki

    itu.

    “ Apa hanya ini cara yang bisa kau

    pikirkan untuk dekat denganku lagi.” Sebenarnya dari cara bicaranya Saga masih

    masuk kategori lembut.

    “ Saga.” Gadis itu cukup tahu diri,

    dia melepaskan tangannya. “ tidak bisakah kamu memaafkanku. Aku akan memohon

    padamu.”

    Saga mengambil sepotong buah lalu

    memakannya. Mengambil lagi, lagi dan lagi. Dia hanya fokus makan belum bicara.

    Sekarang dia sudah meletakan sendok.

    “ Kau tahu apa kesalahanmu dua

    tahun lalu?” Helena menundukan kepalanya. “ Kau pergi tanpa izin dariku.”

    Lanjutan kalimatnya.

    “ Kalau aku izin padamu, apa kamu

    akan mengizinkan?” Helena jemarinya.

    “ Tidak!”

    “ Karena itu aku pergi tanpa

    mengatakannya padamu, kalau aku mengatakanyapun kamu tidak akan mengizinkan.”

    Menyentuh lengan Saga.

    “ Itulah kesalahanmu, walaupun tahu

    aku tidak mengizinkan, setidaknya cobalah memohon padaku.  Memohon padaku agar aku mengizinkanmu. Kamu tahukan, kalau dua tahun lalu aku adalah laki-laki yang akan melakukan apapun

    untukmu. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau, bahkan seluruh isi dunia

    ini.”

    “ Saga.” Helena mulai berlinang, tahu titik kesalahannya dimana. Kebodohannya.

    “ Sekarangpun kamu tidak menyesalinyakan?” Saga melanjutkan kalimatnya, suaranya sudah terdengar dingin.

    “ Saga, aku menyesalinya. Aku masih mencintaimu, sangat mencintaimu.”

    “ Benarkah? Lalu cuma ini caramu

    untuk memohon pengampunanku. Sepertinya kamu masih terlalu percaya diri ya.

    Bahwa waktu dua tahun tidak mengubahku.”

    Saga bangun dari duduk, namun

    segera Helena meraih tangannya.

    “ Saga.”

    “ Memohonlah yang benar.”

    Seperti terjatuh dari ketinggian Helena

    mengepalkan tangannya, terguncang dengan kata-kata Saga. Kenapa dua tahun lalu

    dia begitu bodoh. Bodoh sekali dirinya yang berfikir kalau dia kembali Saga

    akan menyambutnya dengan hangat. Karena dulu dia tahu, bagaimana Saga

    mencintainya.

    BERSAMBUNG..........

Novel