Chapter 68 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 68

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Selang beberapa hari, sebelum ulang

    tahun Ayah Daniah. Waktu bergerak seperti jatuhnya air dari pegunungan, mengalir deras tidak perduli pada apapun. Ya, ia berputar tanpa memihak pada siapapun. Dengan durasi yang sama 24 jam bagi semua manusia.

    Pagi ini tingkatan penyiksaan yang dilakukan Saga naik. itu yang ada dipikiran Daniah, bagi Saga ini bukti semakin dalamnya perasaannya.

    Saga meminta ciuman selamat pagi sebelum keluar dari kamar.

    “ Kenapa? Tidak mau?” jari telunjuk

    Saga sudah menunjuk kening Daniah. Membuatnya terdorong mundur selangkah.

    Daniah tersenyum ceria. Akting.

    “ Tentu saja saya senang sekali

    suamiku. Ciuman selamat pagi di pagi hari, tentu saja, akan saya lakukan setiap

    hari dengan penuh kebahagiaan.” Wajahnya secerah matahari yang mulai memanaskan bumi.

    “ Dasar mencari kesempatan,

    sesenang itu menciumku sampai melakukannya setiap hari. Padahal aku hanya mau

    hari ini saja tuh.” Menyeringai licik. “ Karena kamu yang memohon, baiklah,

    lakukan setiap hari.”

    Gemetar-gemetar kesal sambil

    menuruni tangga mengikuti langkah kaki Saga.

    Sambil memaki Daniah melajukan

    mobilnya dengan perlahan, memasuki gerbang tinggi universitas ternama di kota

    ini. Dia memarkir kendaraannya di tempat parkir khusus untuk tamu universitas.

    Bertanya kepada satpam yang sedang berjaga. Satpam memberikan penjelasan dengan

    menunjuk area yang ditanya Daniah.

    “ Terimakasih ya pak.” ucap Daniah sopan.

    “ Sama-sama mbak, mau cari siapa?”

    “ Adik saya. Saya permisi ya pak.” tersenyum sekenanya.

    “ Ia mbak.”

    Daniah menyusuri jalan setapak

    dengan langkah kecil sambil menikmati pemandangan sekitar.

    Senangnya ya, anak-anak muda yang

    baru memulai mimpi dan belajar untuk memperjuangkan mimpi. Belajar yang rajin ya

    adik-adik. Nikmati hidup kalian dengan benar, dan jadilah orang sukses yang bisa

    membuat bahagia untuk diri kalian sendiri dan orang-orang yang kalian sayangi.

    Daniah melihat beberapa anak sedang

    mengerombol, berbicara dengan ribut. Ah, manisnya gumamnya. Inilah kehidupan

    normal itu. Aku harus berusaha sekuat tenaga agar Raksa tetap bisa menikmati

    kehidupan normal semacam ini.

    “ Kak Niah!” teriakan seseorang

    membuyarkan pikiran Daniah. Dia melihat adiknya melambaikan tangan dari

    kejauhan. Dia terlihat berpamitan dengan dua teman di sampingnya lalu berlari

    mendekati Daniah. “ Kak Niah sampai kemari, kitakan bisa janjian ketemu di mana

    gitu.”

    “ Gak papa, sekalian biar gak

    tunggu-tungguan. Yuk jalan.” Daniah menarik lengan adiknya, melingkarkan tangan

    lalu berjalan bergandengan. “ Mau makan siang dulu gak?”

    “ Kak Niah mau makan di kantin

    kampus gak, makanan di sini lumayan enak lho. Ada kantin di dekat danau juga.” Raksa menjelaskan dengan bersemangat, sambil menunjuk kantin di dekat danau kampus.

    Wajah Daniah langsung berbinar

    senang, kapan lagi bisa makan dengan sesama manusia di tempat yang

    pemandangannya indah. Dia mengangukan kepala, Raksa tertawa paham kalau kakak

    perempuannya sedang antusias. Lalu dia menarik lengan Daniah mengajaknya

    mengikuti langkah kakinya.

    “ Benarkan? Kak Niah suka?” Raksa menyenggol lengan Daniah.

    “ Hehe, ia. Suka sekali. Kak Niah jadi ingin kuliah di kampus kamu dek.”

    “ Haha, ayo foto kak.” Raksa

    mengeluarkan hpnya, lalu mereka berfoto dengan pemandangan danau sebagai

    backgroun. “Baguskan, aku kirim ke kak Niah ya.” Daniah menggangukan kepala.

    Lalu dia juga mengambil beberapa foto Raksa sendirian dan pemandangan danau

    yang indah.

    Danau ini sepertinya danau buatan,

    karena batu-batu pondasi di setiap pinggirnya. Tapi tetap saja membuat hati

    rasanya nyaman, sambil ditiup angin lembut. Pepohonan di sekitar danau juga

    membuat udara segar. Terasa sejuk dan nyaman. Dimana-mana tempat indah dan

    makanan adalah sesuatu yang saling berhubungan. cukup ramai juga yang makan di sini. Pastilah begitu, gumam Daniah. Kalau dia kuliah di sini ini pasti jadi tempat favoritnya di kampus.

    “ Kak Niah baik-baik saja?”

    Sebenarnya inilah yang sedari tadi ditahan

    Raksa, dia tahu Daniah akan selalu memasang wajah tersenyum sepanjang hari

    kalau bersamanya. Tapi dia bukan anak-anak yang bisa ditipu oleh senyum itukan.

    Dia sudah dewasa sekarang. Tahu bagaimana saatnya harus senang atau ikut

    merasakan kesedihan kakak perempuannya.

    “ Masih saja kuatir ya?” Mengusap kepala adiknya. “ Kak Niah baik-baik saja.”

    Minuman datang, mereka menikmati

    pesanan mereka sambil menatap danau yang tenang.

    Apa di danau setenang itu tidak ada

    kesedihan ya, apa semua makhluk penghuninya benar-benar hidup damai setenang

    permukaan air itu.

    “ Kak.”

    “ hemm.”

    eh kenapa aku menjawab dengan kalimat keramat tuan Saga. saking seringnya aku mendengar kata itu sampai spontan terucap.

    “ Ayah sangat kesal saat tahu aku

    tidak mau magang di perusahaan.” Daniah menghentikan lamunannya dan fokus

    menoleh pada adiknya. “ tadinya dia mengancam tidak mau memberiku uang.”

    “ Ayah bilang begitu, lalu ibumu?”

    tidak percaya ayah sampai sejauh itu pada anak laki-laki kesayangannya.

    “ Dengar dulu, tapi setelah aku

    bilang kalau pengajuan permohonan magangku diterima Antarna group .” belum

    menyelesaikan kalimatnya. Daniah memotong karena terkejut.

    “ Apa! Kamu jadi magang di sana?”

    Kenapa ini, perasaanku sudah merasa

    tidak nyaman begini. Kenapa bukannya bisa melepaskan diri, tapi kenapa sedikit

    demi sedikit keluargaku malah semakin terikat dengan Tuan Saga. Aku yang ingin

    berlari sekuat tenaga sepertinya hanya upaya sia-sia. Dia mencengkramku dari

    segala penjuru.

    “ Ia, dari sekitar duaratus ribu

    pemohon, aku terpilih tahun ini diantara 200 orang. Belum tahu penempatannya di mana, informasi akan diberikan saat training nanti.”

    Ini bukan hanya kebetulankan? Tidak,

    bisa jadi ini hanya kebetuan saja. Raksa anak yang pandai, nilainya selalu yang

    terbaik di kampusnya. Ini hanya kebetulan, tidak mungkin tuan Saga mengurusi

    masalah anak magang. Daniah berusaha meyakinkan dirinya.

    “ Lalu reaksi ayah.” Kembali

    melanjutkan cerita Raksa, daripada dihantui kepanikan tentang Tuan Saga.

    “ Senang sekali, sampai sujud

    syukur. Dia memberiku uang jajan dobel. Menyedihkan sekali.” Suara Raksa getir,

    meminta maaf pada Daniah.

    “ Hehe. Sudahlah dek, nikmati saja

    apa yang sudah ayah berikan.” Tertawa menghibur adiknya. Apalagi yang bisa

    diharapkan. Toh laki-laki yang jelas-jelas ayah kandungnya itu bahkan rela

    menukar anak gadisnya dengan perusahaan miliknya.

    “ Kak Niah tau, kak Risya

    sekarangkan sudah menandatangani kontrak drama dan iklan.” Raksa melanjutkan

    cerita mengenai keluarga. Walaupun Daniah tidak bertanya, tapi memang ini yang

    ingin diketahuinya, kalau semua baik-baik saja.

    “ Berhasil juga dia rupanya.” balasnya tidak terlalu antusias.

    “ Ibu menjual nama Antarna Group.”

    “ Apa ibu mengaku pada semua orang

    kalau dia punya menantu Tuan Saga.” Daniah merasa kuatir sendiri.

    “ Tidak kak, mereka pasti tidak

    punya keberanian untuk itu. Sekertaris tuan Saga sudah mengingatkan ibu dan

    ayah untuk menjaga sikapnya. Jadi aku yakin mereka tidak akan seberani itu.”

    Tapi apa yang dilakukan ibu sampai akhirnya Risya bisa masuk dunia entertrainer.

    “ Syukurlah. Jangan bermain-main dengan tuan Saga.”

    Bedebah sialan itu bisa melakukan

    apa saja diluar batas pikiran manusia normal seperti kita. Sekarang setiap

    malam selalu memelukku, mengerayangi tubuhku dengan tangannya,  kalau dia sedang berselara, dia akan memintaku

    melayaninya. Tapi kurang ajarnya dia selalu menemukan taktik seperti aku yang

    merayunya.

    Daniah tangannya gemas

    sekaligus kesal. Karena nyaris setelah malam pertama dia tidak pernah lagi bisa

    tidur dengan tenang.

    Tapi kenapa sekarang

    hampir tiap malam dia berselera si. Dan sepertinya sekarang gak punya kerjaan.

    Setiap hari selalu pulang tepat waktu, sesenang itu menyiksaku.

    BERSAMBUNG

Novel