Chapter 77 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 77

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Yang pasti malam belum berakhir

    untuk penghuni kamar sebelah sini.

    Daniah yang sudah selesai mandi di

    kamar mandi di luar. Rebahan menunggu di tempat tidur. Sementara itu masih

    terdengar jatuhnya air dari kamar mandi. Tuan Saga sedang ada di dalam sana,

    mandi setelah tadi mengumpat kesal, protes dengan kondisi kamar mandi yang

    sempit.

    Jangan bandingkan rumahmu dan

    rumahku! Dan ini lagi, Pak Mun! Kenapa membawakanku baju tidur juga si, dia

    pikir aku mau melakukan apa disini. Aku ingin baju tidur lamaku kembali! Aku mau

    protes! Tapi aku protes pada siapa. Hiks, hiks.

    Tapi karena tidak mungkin memakai

    pakaian pesta yang dia pakai tadi, atau bahkan seberani itu memakai pakaiannya

    sendiri yang masih ada di rumah ini. Akhirnya Daniah memakai juga baju

    tidurnya. Baju tidur Saga saja normal kenapa bajuku begini si. Daniah mengomel

    sambil menarik-narik bajunya seperti anak kecil protes.

    Pintu kamar mandi terbuka.

    “ Anda sudah selesai?” Daniah

    bangun dari tempat tidur saat Saga keluar dari kamar mandi.

    “ hei  kenapa tempat ini sempit sekali!” Masih

    meneruskan kekesalannya yang tadi. “ Keringkan rambutku.” Saga berjalan duduk

    di tempat tidur. Sementara Daniah duduk bersimpuh di belakangnya. Mengambil handuk

    kecil yang menempel di bahu Saga.

    Tumben dia tidak melemparkannya

    padaku. Tapi kenapa anda bertelanjang dada, pakai baju anda kenapa. Kumohon

    normallah, inikan bukan di rumahmu.

    “ Maaf, kalau anda tidak nyaman

    bagaimana kalau kita pulang saja.” Bicara pelan sambil mulai mengeringkan

    rambut dengan handuk kecil. Daniah memberi pijatan lembut di kepala. Teori

    memijat kepala sudah dia dapatkan, berusaha mengingat kembali penjelasan guru

    di sekolaah memijatnya.

    “ Kenapa? Bukanya ini rumah

    keluarga kesayanganmu. Seharusnya kamu senangkan aku mengizinkanmu menginap.”

    Saga mengoyangkan kepalanya, menikmati setiap sentuhan Daniah. “ Apa mereka

    memperlakukanmu dengan baik, sebelum aku datang?” pertanyaan Saga membuat

    Daniah terkejut. Dia terdiam.

    Eh kenapa ini, apa dia datang

    karena perduli padaku. Dia pasti tahu, ya Han pasti tahu bagaimana aku

    diperlakukan oleh keluargaku sebelum menikah. Dia bahkan tahu nama mantan

    pacarku. Mengerikan sekali. Jadi tuan Saga datang karena dia perduli padaku?

    Tapi, benarkah?

    “ Kenapa anda datang sayang.

    Bukankah anda sangat sibuk hari ini?” Saga menyentuh tangan Daniah yang sedang

    menyentuh kepalanya. Tidak menjawab. Lalu dia tiduran tengkurap. Daniah

    binggungkan, mau apa laki-laki ini pikirnya.

    “ kenapa lagi, seharian ini aku

    bekerja sangat keras dan tubuhku sakit semua. Aku datang karena mau kau

    memijatku.” Dia menepuk bahunya beberapa kali. “ Pijat aku!”

    Apa! Sia-sia aku sudah aku sedikit

    tersentuh tadi. Benar. Dia ini tuan Saga, Daniah, memang apa yang kamu

    harapkan.

    “ cepat! Kenapa benggong!” sudah

    naik satu oktaf nada suaranya.

    “ Ia sayang.” Mulai menyentuhkan

    tangannya di punggung Saga.

    “ Awas kau, kalau pijatanmu masih

    seperti dulu.” Belum apa-apa sudah mengancam. Padahal ya, padahal ya dari dulu

    dia juga sudah senang dengan hasil pijatan Daniah.

    “ Baik, saya sudah mulai kelas memijat,

    sudah dua kali. Saya mulai ya?”

    “ Baguslah, buat dirimu berguna.”

    Daniah mengepalkan tangannya,

    membuat gerakan meninju di udara. Tepat di belakang kepala Saga. Dua kali sambil

    mulutnya maju beberapa centi.

    “ Kau sedang memakiku sekarang?”

    “ Haha, sayang mana mungkin. Bagaimana

    apa anda merasa nyaman?” berusaha mengalihkan topik. Tangan Daniah menyusuri

    punggung dan Tengkuk Saga. Memberi tekanan yang normal seperti yang dia

    pelajari ketika kelas memijat.

    Orang ini, kenapa dia sempurna

    begini si. Tubuhnya juga sangat harum. Hei, otak apa yang kamu pikirkan. Sebelum

    memujinya pikirkan semua hal jahat yang sudah dia lakukan padamu. Dia bahkan

    meniduriku semaunya. Bukankah kamu memang istrinya? Hei hati kumohon kamu

    hatiku bukan si, kenapa membelanya. Akukan cuma bilang kalau kamu istrinya,

    wajarkan dia tidur denganmu. Keluar kau, keluar dari tubuhku sekarang. Masuk

    saja kehatinya dan berdiam diri di hatinya yang dingin itu.

    Sejenak hati Daniah kembali tenang.

    Pijatan tangan Daniah sudah mulai turun ke kaki.

    Eh, apa dia tidur. Ya tuhan apa

    pijatanku seenak itu. Apa perlu aku buka panti pijat sekalian ya. Hiks, mata

    duitan amat aku ini. Baiklah, ini talenta yang harus aku jaga. Kalau tuan Saga

    menendangku suatu hari nanti aku bisa memakai kemampuan tanpa modal ini untuk

    hidup. Aku harus giat belajar memijat sekarang.

    Daniah mendekatkan kepalanya ke

    wajah Saga. Mengintip. Benar, laki-laki itu sudah terlelap. Hembusan nafas

    pelan terdengar dari mulutnya. Tenang. Wajahnya yang tampan terlihat sangat

    tenang, membuat yang melihat pasti jatuh hati.

    Kecuali aku ya! Pantas dia diam

    saja, kalau sedang tidur kamu kelihatan tampan. Aku ingin mencubit pipi itu.

    Daniah mencegah tangannya yang sudah

    mau menyentuh pipi Saga. Bisa mati kalau sampai laki-laki ini bangun. Dia

    beralih menyentuh kepala Saga lalu mengusapnya pelan. Lalu menjatuhkan diri dan

    ikut berbaring di samping Saga. Menghembuskan nafas perlahan, sambil menatap

    langit-langit kamar .

    Ini kamar tamu, kalau kamarku

    sendiri ada di mana. Ada di ujung ruangan, kamar paling kecil. Ibu selalu ingin

    mengasingkanku sejauh mungkin, jadi dia memberiku kamar sempit itu. Kadang aku

    memilih tidur di ruko, walaupun sepi yang mencekam dan udara dingin, lebih baik

    tidur ditempat itu. Sekarang aku bisa tidur ditempat yang hangat. Tapi...

    Daniah melirik laki-laki

    disampingnya. Lalu dia memiringkan tubuhnya memandang punggung yang mulus dan

    bersih itu. Tanpa dia sadari, dia sudah menempelkan telunjuknya di punggung

    Saga. Saga tidak bereaksi, sepertinya dia benar-benar terlelap. Lalu seperti

    mendapat maian baru Daniah membuat tanda titik-titik di punggung Saga. Membuat

    bentuk sebuah kata. “Sayang.” Dia nyengir sendiri, bagaimana bisa memakai

    panggilan semacam itu, pada laki-laki yang bahkan tidak dia sukai.

    “ Apa nanti saat anda sudah mulai

    membuka hati pada helena, anda akan mengusir saya? Tapi bolehkah saya memohon,

    jika hari itu datang bolehkan saya pergi tanpa tersakiti. Saya akan mendoakan

    kebahagiaan anda. Dan semoga saya juga bisa mendapat kebahagiaan saya juga.”

    Daniah mendesah, menghentikan jarinya yang masih menempel di tubuh Saga. “ Selamat

    malam tuan Saga, semoga anda mimpi indah.”

    Daniah bangun dari tidur, mematikan

    lampu kamar. Setelah diam sebentar, sebenarnya dia mau keluar kamar. Tapi

    melihat bajunya yang sekarang, dia mengurungkan niatnya. Kejadian tadi saja

    sudah sangat parah gumamnya. Apalagi kalau sampai keluarganya melihat pakaian

    yang dia pakai sekarang.

    Aku akan mengotori mata perawan

    Raksa.

    Akhirnya dia kembali ketempat

    tidur, berbaring lagi di samping Saga. Dia menarik selimut, dan menyelimuti

    tubuh Saga yang masih tidur tengkurap. Daniah tidur juga di sampingnya,

    ditepatnya tadi. Dia menarik selimut hanya sampai pinggangnya. Lagi-lagi dia

    memiringkan tubuh menghadap punggung Saga.

    Kenapa menyentuhnya membuatku

    ketagihan ya. Haha. Kapan lagikan aku bisa menistakan tubuhnya kalau dia tidak

    sedang tidur nyenyak begini.

    Tuk, tuk, menusuk-nusuk dengan jari

    telunjuk. Sambil memikirkan kalau saja dia punya keberanian, dia ingin

    mengambari wajah saga dengan lipstik. Dan mengambar punggungnya, menjadikan

    punggung itu kanvas. Dan karena tahu kemampuan melukisnya yang buruk Daniah

    cekikikan sendiri membayangkan gambar yang bisa ada di punggung putih bersih

    itu. Daniah menempelkan telapak tangannya dipunggung Saga. Tersenyum sendiri

    dengan pikirannya.

    “ Kau senang?” Daniah terlonjak

    kaget, apalagi saat Saga membalikan badan. “ Aku menyuruhmu memijatkukan. Malah

    bermain-main dengan punggungku. Mengoceh yang tidak-tidak lagi.”

    “ Sa, sayang, karena anda tidur makanya saya berhenti.

    Saya tidak mau membangunkan anda.” Berusaha mundur dan mengeser tubuh. Tapi

    tangannya sudah di cengkram.

    “ Aku belum menyuruhmu

    berhentikan?” senyum menyeringai muncul, senyum yang seperti ingin menghabisi

    itu.

    “ Ma, maaf. Kalau begitu biar saya

    lanjutkan.” Daniah mau bangun dari posisinya.

    Kaki dan bahu Saga jauh lebih cepat,

    menahan tubuh Daniah yang mau bangun. “ Makin hari kamu makin tidak patuh ya.”

    Sudah memberikan kecupan keras di leher Daniah, membuat gadis itu mengerang

    keras.

    “ Kau mau membuat keluargamu

    berlari kemari dengan teriakanmu?”

    “ Tidak sayang.” Mengigit bibirnya,

    apa yang akan dipikirkan Raksa kalau sampai dia benar-benar lari dan mengetuk

    kamar, lalu mendapati kakak perempuannya dengan pakaian seperti ini.

    Padahal Raksa gak sepolos itu kali.

    Wkwkwk.

    “ Diam dan terima hukumanmu.”

    Berbisik lirih di telinga Daniah.

    Beraninya kau masih berpikir untuk

    lari dariku. Beraninya masih berusaha menyebut Helen dengan bibirmu. Habis kau

    malam ini.

    Saga sudah menendang selimut, dia

    sudah berada di atas tubuh Daniah dengan bertumpu pada lutut dan tangannya.

    Meraih Dagu Daniah dengan jemarinya yang lain. “ Pesta kita baru saja dimulai.”

    Aaaaaa, kenapa aku main-main dengan

    tubuhnya!

    Rintihan  masih terdengar di malam yang semakin larut.

    BERSAMBUNG

Novel