Chapter 82 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 82

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-01

Camilan di depan mereka sudah

    kandas, berpindah tempat. Minuman juga sudah habis. Sofia mengumpulkan semua

    sampah bekas pembungkus lalu membawanya ke tempat pembuangan sampah. Sementara

    jenika membersihkan meja yang mereka pakai dengan tisyu. Adiknya merengut saat

    dia menyerahkan tisyu yang habis ia pakai lap meja. Tapi tidak bisa protes

    akhirnya kembali berjalan menuju tempat sampah.

    “ Kakak ipar ayo kita nonton.”

    Setelah membereskan tempat mereka duduk.

    “ Nonton? Tapi.” Daniah melihat jam

    di hpnya inikan sudah hampir petang pikirnya. “ Kitakan harus pulang Jen, bagaimana

    kalau tuan Saga pulang makan malam di rumah. Habis aku nanti kalau tidak

    menyambutnya.”

    “ Coba kakak ipar tanya sama

    sekertaris Han, hari ini Kak Saga makan malam di rumah tidak. Aku ingin nonton

    film, ada film baru, yang main model kece yang aku suka.” Jenika menarik tangan

    adiknya. “ Dia tampan ya. Aaa, tapi sudah punya pacar.”

    “ Coba lihat ini kak, manis ya. Gimana

    kalau kita minta kenalin sama kak Arya.” Dua orang gadis itu sedang bergosip

    ria. Lupa deh, kalau mereka sudah punya pacar masing-masing.

    Sementara Daniah mulai mengetikan

    pesan bertanya pada sekertaris Han. Sebenarnya dia sendiri juga tidak rela

    untuk pulang. Dia masih ingin bermain bersama Jen dan Sofi, dia lupa kalau tadi

    dia merasa terpaksa dan kelelahan pergi dengan mereka. Sekarang yang dia rasa

    adalah tawa dan bahagia.

    “ Sekertaris Han, apa tuan Saga

    akan makan malam di rumah?”

    “ Tidak nona.” Jawaban singkat

    padat dan jelas. Dan cepat sekali membalasnya.

    Daniah berbinar senang, dia sudah

    akan menyelesaikan pesannya tapi kembali berfikir.

    Aku harus minta izin tidak ya? Baiklah,

    pemberitahuan saja.

    “ Saya sedang bersama Jen dan

    Sofia. Kami akan pulang malam, Jen ingin menonton film.” Terkirim.

    “ Baik nona, selamat

    bersenang-senang.” Jawaban secepat kilat.

    Baiklah bereskan, dia sudah bilang

    begini artinya aku bisa pulang sepuasku bermain nanti tapa kuwatir.

    Tring, pesan masuk lagi.

    “ Bisa kirimkan foto anda bersama

    nona jenika dan nona Sofia.”

    “ Kenapa? Anda tidak percaya saya?”

    Sekarang giliran Daniah membalas secepat kilat.

    “ Tuan muda yang memintanya.”

    Duarr, lagi-lagi cuma bisa mengepalkan tangan geram. Dia selalu memakai cara

    licik untuk membungkam mulut Daniah. Sepertinya sekertaris Han faham sekali

    kelemahan Daniah dalam point ini.

    Kenapa aku selalu berfikir aku

    sedang berkirim pesan dengan tuan Saga kalau begini si. Baiklah, Cuma foto

    bukti kalau aku sedang bertigakan.

    “ Jen, kirimkan foto yang kita

    ambil tadi ke nomorku.” Padahal ya, merekakan belum bertukar nomor.

    “ kenapa?” mendongakan kepala,

    belum selesai membahas cowok tampan di hpnya dengan Sofia. “ Aku belum simpan

    nonor kakak ipar jugakan?”

    “ Tuan Saga minta aku mengirimkan

    foto kalau aku sedang bersama kalian. Aku mau kirim foto yang tadi saja.”

    Daniah menyerahkan hpnya, meminta Jenika memasukan nomornya. Jenika menurut

    saja.

    “ hei, kakak ipar ini bilang apa.”

    Merebut hp Daniah lagi setelah dia selesai menyimpan nomornya. “ Kakak ipar

    harus mengambil foto  baru dari hp ini,

    kakak ipar yang pegang hpnya sekarang.” Menyerahkan hp ke tangan Daniah. Lalu dia

    menarik Sofi untuk mencari posisi foto terkece.

    “ Memang kenapa? Sama ajakan sama

    foto kamu tadi.” Toh yang dia minta Cuma bukti kalau dia benar-benar sedang

    bertiga bersama adik-adiknya. Begitu yang dipikirkan Daniah.

    “ Ishh, kakak ipar ini benar-benar

    tidak tahu apa-apa ya. Kak Saga pasti sudah melihat foto yang aku posting tadi.

    Kalau kakak ipar juga mengirim foto itu dia bisa jadi kesalkan, kenapa, karena

    dia dianggap tidak spesial.” Menjelaskan lagi hal yang di rasa Daniah tidak

    masuk akal. Tapi dia jadi mendapatkan info baru. Ternyata Saga benar-benar

    sensitif sampai memperhatikan hal detail semacam ini.

    “ Jadi tuan Saga juga mengawasi

    kalian.” Mengeleng tidak percaya. Lebih tidak percaya lagi karena dua anak di

    depannya ini baik-baik saja.

    “ bukan mengawasi kami kakak ipar,

    tapi itu wujud kasih sayang kak Saga untuk melindungi kami.” Sofia menjelaskan.

    “ idih, kalian pengertian sekali.”

    Daniah mengeryit tidak bisa menerima cara berfikir kedua adik iparnya. Akhirnya

    mereka mengambil foto baru dengan menggunakan hp milik Daniah. Beberapa pose,

    sudah cukuplah.

    “ Kakak ipar edit dulu kasih love

    sama kecupan, baru dikirim.”

    Kalian ini kenapa si, kami itu

    bukan pasangan suami istri yang saling mencintai tahu. Sudah asal kirim saja.

    Daniah memilih foto yang paling

    bagus menurutnya, lalu terkirim. Selesaikan, begitu pikirnya. Urusan perizinan selesai.

    Sekertaris Han juga tidak membalas pesannya lagi.

    Mobil melaju menuju mall ternama

    milik Antarna Group. Hari ini mereka akan menonton film pilihan jenika.

    “ Kakak ipar kita buat grup chat

    yuk.” Jen bicara sambil mengemudikan kendaraaan.

    “ idih, gak mau. Memang kita

    seakrab itu.” Daniah menyandarkan kepala, menatap hpnya.

    “ Jahat, kok gitu si. Kakak ipar,

    ayo kita mengakrabkan diri donk, kakak ipar adalah wanita yang dicintai

    kakakku, jadi kedepannya aku akan membela kakak ipar.” Ya, ini juga untuk

    membuat hidupku jadi lebih muda juga. Jenika menyeringai.

    “ Jangan aneh-anen deh, siapa yang

    mencintai siapa.”

    Pembicaraan mereka terhenti saat

    mobil sudah memasuki area parkir. Sudah mulai gelap menuju malam.

    “ Kita makan dulu aja ya.” Jenika

    menarik tangan adik dan kakak iparnya menju food court mall. “ Mau makan apa?”

    “ Kita makan nasi yuk, tadi siang

    aku gak makan nasi soalnya.” Daniah memilih menu. Dia juga merasa perutnya

    lapar.

    “ Boleh-boleh”

    Mereka sudah menghadapi mangkok

    berisi makanan pilihan masing-masing. Segelas minuman juga sudah mendampingi. Bersiap

    menyantap hidangan makan malam

    “ Ayo makan.” Ucap mereka

    bersamaan, lalu tertawa. Suapan pertama juga bersamaaan.

    “ kakak ipar!” Jenika memanggil,

    dia masih mengunyah dan tidak menghentikan makannya.

    “ Iya.” Dijawab sekenanya, masih

    fokus makan juga.

    “ Apa benar kakak ipar tidak mencintai

    kak Saga?”

    Deg, kenapa menanyakan hal begini

    secara terbuka si. Aku harus menjawab apa coba. Terang-terangan mengatakan

    tidak mencintai juga tidak mungkinkan.

    “ Padahal kak Saga mencintai kakak

    ipar.” Sofi mengantikan jenika bicara. Seperti tahu sekali bagaimana perasaan

    kakak laki-lakinya. Ya, mereka tahu, karena mereka mengenal bagaimana Saga

    selama ini hidup.

    Hei, kenapa kalian rasanya

    memojokanku begini. Seperti berkata, kenapa kakak ipar tidak mencintai kakakku

    yang sempurna itu. Apa kekurangannya.

    “ Kalian pasti salah. Aku dan tuan

    Saga menikah karena ada alasan tertentu.” Akhirnya menjawab begitu. Tapi Daniah

    akan mencukupkan jawaban sampai di sini saja. Dia tidak mau membeberkan

    alasannya menikah dengan tuan Saga. Baik itu tentang pelunasan hutang atau

    tentang alasan sebenarnya perihal Helena.

    “ Apa?” Jenika bicara lagi.

    “ Kalian tidak akan paham.” Menolak

    secara harus untuk bercerita.

    “ Apa alasan kak Saga yang memilih

    kakak ipar untuk membalas kak Helen.” Jenika bicara santai sambil mengunyah.

    “ Lho kalian kok tahu.” Daniah

    terkejut, apa selama ini cuma dia yang tidak tahu. Dan menggangap alasan itu

    perlu dirahasiakan.

    “ Ya ampun kakak ipar, jadi karena

    itu kakak ipar sampai berfikir kalau kak Saga tidak mencintai kakak ipar.” Nada

    bicara Jenika sudah seperti mengvonis kalau Daniah itu wanita paling bodoh di

    dunia.

    Daniah terdiam.

    Tapi memang itu

    alasannyakan. Saat ini tuan Saga hanya sedang galau dan bimbang. Tapi kalau dia

    sudah bisa menata hatinya, dia pasti akan kembali pada cintanya lagi. Bukankah

    memang seperti itu cinta, dia akan kembali pada tempatnya.

    “ Baiklah, ayo habiskan makanan

    kita dulu. Sepertinya aku perlu membuka kuliah khusus untuk kakak ipar. Selain

    wajah pas-pasan, ternyata kakak ipar juga tidak pintar, tidak peka, lugu, polos

    yang cenderung bodoh ya.”

    “ Hei Jen, itu kurang ajar

    namanya.” Daniah jelas sewot mendengarnya.

    Jenika tertawa, tapi dia tidak

    minta maaf.

    Akhirnya tidak jadi nonton film.

    Mereka malah pergi ke cafe. Jenika dan Sofia memesan kopi sementara Daniah

    lebih memilih minum air putih dingin. Dia sudah kekenyangan tadi.

    “ Baiklah, kita mulai pelajaran

    pertama kita kakak ipar. Apa sudah siap.”

    “ Ia, ia, jangan kebanyakan drama,

    kamu mau bilang apa sebenarnya.” Daniah mengalah dan mengikuti mau adik

    iparnya.

    “ Setelah malam pertama sudah

    berapa kali kakak ipar tidur dengan Kak Saga?” lagi-lagi bicara tanpa sensor.

    Wajah Daniah langsung memerah malu. Bayangan dekapan saga menghantui kepalanya

    lagi.

    “ Jangan bertanya yang aneh-aneh.”

    Menghabiskan hampir separuh botol minumannaya.

    “ Sekali.” Daniah menjawab dengan  mengelengkan kepala pelan. “ Tiga kali.”

    Daniah mengeleng lagi. “ Sepuluh kali.” Kali ini Jenika yang mulai menggebu.

    Dia mengebrak meja. Bukan hanya membuat Daniah yang terkejut, orang di meja

    tidak jauh dari mereka juga sama. “ Jadi berapa kali kalian sudah tidur

    bersama?” berteriak kesal.

    BERSAMBUNG

Novel