Chapter 98 - Terpaksa Menikahi Tuan Muda - NovelsTime

Terpaksa Menikahi Tuan Muda

Chapter 98

Author: LaSheira
updatedAt: 2025-05-02

Kamar hotel presidential suite room

    satu-satunya di hotel ini, yang hanya boleh di tempati oleh Saga Rahardian

    seorang. Pintu kamar hotel ini tidak boleh dimasuki oleh sembarangan orang,

    bahkan staff yang membersihkan ruangan ini pun khusus adanya. Jangan tanya

    kenapa, ini hotel miliknya, suka-suka dialah mau buat aturan apa.

    Malam semakin larut, Saga menarik

    selimut  sampai ke bahu Daniah. Lalu dia

    mencium pipi dan kening Daniah berulang.

    “ Bodoh, bodoh, bodoh. Kau pasti

    sedih sekali karena aku tidak muncul ya?" sorot mata lembut memandang istrinya. " Maaf sudah membuatmu menangis”

    menyusuri garis wajah Daniah lembut dengan jemarinya. “ Aku ingin lihat

    bagaimana wajahmu besok kalau ingat kejadian malam ini.” Tergelak sendiri.

    Memeluk Daniah sekali lagi yang tidur sangat pulas. Sepertinya gadis ini

    benar-benar sudah kehilangan energi kehidupannya di pesta tadi, sampai bisa

    membuatnya tidur sepulas itu.

    Keluar kamar mendapati Han yang

    sedang duduk sambil memegang hp. Sekertarisnya itu masih terlihat sibuk bekerja

    saja. Saga menjatuhkan diri di samping Han.

    “ Panggil pak Mun dan sekertaris

    yang membantu di ulang tahun ibu.” Dia harus mencari tahu ada kejadian apa

    sebenarnya. Mungkin sebenarnya yang salah adalah dirinya, yang tidak muncul di

    ulang tahun ibu. Tapi dia juga merasa ada pemicu yang sampai membuat Daniah

    sangat mengharapkan kedatangannya.

    “ Tuan muda.”

    Saya mohon jangan sekarang, ini

    sudah larut malam.

    “ Sekarang!” tahu, arah kata-kata

    Han. “ Bawa mereka ke mari, sekarang.”

    Cih, aku juga ingin mandi dan minum

    susu hangat lalu tidur.

    “ Malam ini sebaiknya ada tidur,

    saya akan memanggil mereka besok.”

    “ Han!” sorot mata Saga  mulai kesal. “ Kau tahu semarah apa aku karena

    masalah ini sekarang, kalau aku bertemu dengan ibu mungkin aku bisa saja

    berteriak padanya sekarang.” Mengeram kesal, memikirkan apa yang sudah ibunya

    lakukan.

    Padahal aku sudah jelas-jelas

    mengatakan undang Daniah dan perkenalkan dia sebagai menantu ibu.

    “ Tentu saja tuan muda saya tahu.

    Tapi sekarang, prioritas anda  sebaiknya berikan

    pada nona Daniah.”

    Apakah kali ini nama anda bisa

    tetap menjadi mantra nona

    “ Kenapa? Dia sedang tidur

    sekarang.” Menunjuk kamar dengan jari. “ Dia tidur nyenyak sekali seperti bayi.

    Aku menciuminya saja dia tidak bangun.”

    “ Benar, nona sedang tidur. Tapi

    kalau anda sekarang tidur di sampingnya pasti akan membuat nona semakin tidur

    nyenyak dan nyamankan.” Mencari-cari alasan, supaya dia sendiri bisa istirahat

    dengan tenang. Terlihat Saga berfikir, menimang perkataan Han yang ada

    benarnya.

    “ Benar juga, baiklah keluar dan

    istirahatlah. Kita lanjutkan semuanya besok.” Sudah bangun dari duduk dan

    berjalan menuju kamar.

    “ Baik tuan muda, selamat malam dan

    selamat istirahat.”

    Akhirnya, aku bisa mandi air hangat

    dan tidur juga.

    Han keluar dari ruangan presidential

    suite room, menuju kamarnya sendiri.

    Dia cukup berjalan sebentar, di

    lantai ini hanya ada tiga kamar. Satu yang dipakai saga, satu yang di pakai

    Han, dan satu lagi kosong. Kenapa? Jangan tanya, suka-suka pemiliknya ya.

    Han memasuki kamarnya sendiri,

    melepaskan dasi dan meletakan jas di kursi. Rapi, di sandaran kursi.

    Menjatuhkan tubuh ke atas sofa yang nyaman. Senyum dan gelak kecil muncul di bibirnya

    sambil dia meraih bantal dan meletakannya di bawah kepalanya.

    “ Bagaimana anda bisa selucu itu

    nona.”

    Han meraih hpnya, memutar kembali

    vidio yang dia ambil di ruko tadi. Wajahnya terlihat sangat terhibur di tengah

    semua kelelahan dan pristiwa yang terjadi hari ini.

    Baiklah hentikan, sekarang urus

    dulu masalah tuan saga. Kenapa anda bisa mengalihkan perhatian orang begini.

    Menghubungi dua orang yang akan di

    tanyai tuan Saga besok.

    “ Hallo pak Mun apa kau sudah

    tidur?”

    “ Belum sekertaris Han. Bagaimana?”

    kata-kata Pak Mun terhenti, dia mendengarkan Han bicara.

    “ Nona Daniah sudah di temukan,

    malam ini tuan Saga akan tinggal di hotel.” Pak Mun terdengar bernafas lega. “

    Ceritakan garis besar yang terjadi di pesta semalam.”

    Pak Mun menjelaskan secara garis

    besar semua kejadian yang berlangsung pada saat pesta ulang tahun ibu. Bagaimna

    nona Daniah mendapatkan perlakukaan bukan hanya dari ibu tapi juga dari para

    tamu. Dia bagai menantu yang tidak diingankan. Ibu sangat sempurna menjadi ibu

    yang berperan jahat malam itu.

    “ Katakan pada nyonya untuk tidak

    muncul di hadapan tuan Saga sampai beberaapa hari ke depan, kalau perlu suruh

    dia pergi keluar negri sekalian.” Han yang jauh lebih kesal, karena merasa

    sikap nyonya kali ini sudah sangat merepotkan.

    “ Baik.”

    “ Besok pagi datanglah ke hotel,

    dan ceritakan pada tuan muda seperti yang kau ceritakan padaku tadi. Jangan

    buat dramatisasi sedikitpun dalam ceritamu, mengerti.”

    Seperti ini saja pasti sudah

    membuat tuan muda sangat kesal.

    “ Baik.”

    “ Baiklah, istirahatlah,

    terimakasih kerja kerasnya untuk hari ini.”

    “ Baik.”

    Sambungan telfon terputus.

    Sial, aku saja mengigil marah

    mendengar bagaimana perlakuan nyonya apalagi tuan Saga nanti. Cih, kenapa kau

    membuat semua orang susah nyonya. Apa kau juga tidak mengenali putramu

    bagaimana. Seharusnya kamu jadi orang pertama yang mendukung Daniah dan tuan

    Saga. Karena wanita itulah yang membuat tuan Saga bisa bersikap lebih manusiawi

    belakangan ini.

    Setelahnya dia mengirimkan pesan pada staff sekertarisnya yang dia utus membantu persiapan ulang tahun nyonya. urusan selesai, dia meletakan hpnya.

    Han bangun dari sofa, melepaskan

    semua pakaian dan mengambil handuk, ia masuk kamar mandi. Berendam air hangat

    pasti bisa membuat badan nyaman gumamnya pelan.

    Kalau seperti ini apa aku bisa

    menyimpulkan kalau nona Daniah sudah mulai membuka hatinya pada tuan muda.

    Walaupun belum seratus persen, tapi dia sudah mulai menyukai tuan muda kan. Apa

    ini artinya semua bisa berjalan jauh lebih mudah sekarang. Paling tidak dia

    sudah tidak akan berfikir kabur lagikan.

    Pengakuan cinta, kalau tuan muda

    menyatakan perasanya, apa nona Daniah akan menyambutnya dengan tangan terbuka.

    Tapi benarkah bisa semudah itu. Aku yakin dari awal dia sudah menjaga hatinya

    untuk tidak boleh mencintai tuan muda. Dia bahkan berencana mengunakan Helen

    untuk bisa kabur. Sampai hari ini tuan muda masih memakai jaminan keluarganya

    agar dia tetap patuh di sampingnya. Apa kutanyakan langsung saja padanya akan

    perasaanya ya.

    Dia pasti tidak akan mengakui

    apa-apa.

    Setelah merasa cukup segar Han

    keluar dari bak mandinya. Mengambil pakaian ganti lalu keluar, dia menjatuhkan

    diri  di sofa lagi. Ketukan pintu

    membuatnya menoleh. Pelan dia bangun.

    “ Kau sudah datang,” seseorang

    mengangukan kepala di depan pintu yang terbuka. “ Masuklah!”

    “ Baik tuan,” dia masuk, sementara

    Han menutup kembali pintu tanpa bersuara. Melangkah mendekati laki-laki yang

    sedang berdiri tegak dengan kedua tangan sigap berada di samping tubuhnya.

    Berdiri dengan posisi siap. Han semakin berjalan mendekat. Lalu.

    Plak!

    Pukulan telak di bahu dan tendangan

    ringan di kaki. Membuat laki-laki itu limbung dan terjatuh.

    “ Bagaimana kau bisa sebodoh itu?”

    Laki-laki yang terjatuh itu segera bangun dan berdiri dengan sigap lagi. Dia

    bahkan tidak berani menjawab sepatah katapun. “ Bagaimana kau bisa membiarkan

    nona Daniah menghilang dari pandanganmu!”

    “ Maafkan saya tuan.”

    “ Kau tahukan bagaimana kekacauan

    perusahaan setelah Helen pergi. Kali ini tuan muda bisa jauh lebih gila dari

    waktu itu.”

    Semalam saat pesta sudah mau

    berakhir, dia sudah berdiri di radius lima meter dari Daniah. Mengawasinya

    dengan seksama. Karena pesan yang dia terima mengingatkannya bahwa tidak boleh

    terjadi hal apapun pada nona Daniah sampai tuan Saga kembali. Tapi dia harus

    kehilangan nona dari pandangannya karena nyonya memintanya membantu Helen dari

    kerumunan para tamu yang berebut bicara padanya. Dia akan menyimpan rapat

    alasan semalam. Kalau sekertaris Han tahu, dia sedang membantu Helen dan

    membiarkan Daniah pergi dari pandangannya. Dia yakin dia tidak akan berjalan

    dengan kakinya keluar dari kamar ini.

    “ Duduklah, sampai kapan kau mau

    berdiri di sana.”

    “ Baik tuan, terimakasih.” Dia

    duduk di sofa, mengambil jarak aman dari sekertaris Han. Han meraih telfon

    hotel. Dia memesan dua gelas susu hangat dengan sesendok madu. Kebiasaan

    sebelum tidur.

    “ Apa semua sudah selesai dengan Helen.”

    Tanyanya lagi setelah meletakan telfon hotel.

    “ Sudah tuan, saya akan bawa

    setelah peresmian danau hijau.”

    “ Huh! Dia pasti sangat bangga di

    pesta ulang tahun nyonyakan?” kesal sendiri dengan pertanyaannya. Kesabaran Han

    menghadapi tingkah Helen sepertinya benar-benar sudah sampaai ambang batasnya

    lagi.

    “ Ia tuan, karena nyonya

    memperkenalkannya sebagai calon menantu ideal yang dia inginkan.”

    “ Merepotkan sekali!”

    Ketukan pintu membuat pengawal

    laki-laki itu bangun dan segera membuka pintu tanpa menunggu Han memberi

    perintah, dia membawa dua gelas susu di tangannya.

    “ Silahkan tuan.” Dia menyodorkan

    gelas. Han mengambilnya, lalu giliran Han yang mengambil gelas yang ada di

    nampan dan menyerahkannya kepada pengawal laki-laki itu.

    “ Minumlah! Kau sudah bekerja keras

    hari ini. Maaf aku sudah memukul mu tadi.” Menyodorkan gelas yang di terima

    dengan sopan oleh pengawal laki-laki itu.

    “ Terimakasih tuan. Tidak tuan,

    saya pantas menerimanya karena kecerobohan saya.” Dia meminum susunya sambil

    mengeryit, dia tidak pernah minum susu lagi. Bahkan dia sudah lupa rasanya susu

    seperti apa. glek, ini tidak enak, gumamnya pelan. Tapi dia menghabiskan dalam

    beberapa kali tegukan, tentu saja sebelum Han mengosongkan gelasnya dia sudah

    harus menghabiskan miliknya.

    Han meletakan gelasnya yang sudah

    kosong lalu bangun menuju kursi di mana dia meletakan jasnya. Mendapati

    dompetnya. Dia mengeluarkan selembar kertas.

    “ Pulang dan istirahatlah, temui

    anak dan istrimu. Bersenang-senanglah dengan mereka sehari.”

    Wajahnya berbinar sambil menerima

    selembar cek yang diberikan sekertaris Han.

    “ Terimakasih tuan."

    " Kau terlihat senang sekali, kau pasti sangat mencintai istri dan anakmu ya."

    Pengawal laki-laki itu tersenyum penuh kebanggaan. " Tentu saja tuan, mereka penyemangat dan sumber kebahagiaan saya."

    " Aku bisa melihat itu."

    " Tuan juga, semoga segera bertemu dengan wanita yang tepat, tuan Sagakan sudah bertemu dengan nona Daniah. sekaraang giliran anda untuk memikirkan diri anda sendiri."

    " Kau mau mati ya." Han menendang meja hingga bergoyang. " Pergilah sebelum aku berubah pikiran dan membatalkan liburan seharimu."

    Wajah pengawal laki-laki itu pias, dia bangun.

    " Hehe, saya hanya bercanda tuan. terimakasih atas kebaikan anda selama ini pada saya dan keluarga saya. selamat malam."  Dia menundukan kepalanya sopan. Sementara Han juga bangun dari duduknya. mensejajaari langkah pengawal laki-laki itu. mengantarnya keluar pintu.

    " Terimakasih untuk hari ini." Menepuk bahunya dua kali. pengawal laki-laki itu mengangukan kepala tersenyum.

    " Hanya ini yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan anda tuan." Dia menundukan kepalanya sampai Han menutup pintu kamar.

    Cih, kau selalu saja menang kalau membanggakan keluarga dan wanita yang kau cintai ya

    Waktunya tidur, selamat malam. Hari ini sekertaris Han tidur terlelap tanpa memimpikan apapun.

    BERSAMBUNG

    Han memang suka gitu, dia akan melakukan apapun supaya segala sesuatunya berjalan dengan semestinya untuk tuan Saga...

Novel